Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan dalam Rangkaian Peristiwa: Sumpah Biden hingga Identitas Pelaku

Kompas.com - 27/08/2021, 13:29 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Terjadi dua ledakan di luar Bandara Kabul, Afghanistan pada Kamis (26/8/2021), tepatnya di luar Bandara Internasional Hamid Karzai. 

Ledakan terjadi setelah pejabat AS dan sekutu mendapatkan laporan ada rencana bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan.

Mereka mendapat laporan dari intel bahwa pembom bunuh diri terkait dengan ISIS-K (Khorasan), yang mengancam akan menyerang bandara jelang tenggat waktu evakuasi, 31 Agustus 2021.

Berikut Kompas.com merangkum rangkaian peristiwa dari bom bunuh diri di luar Kabul, Afghanistan tersebut: 

Baca juga: ISIS Beberkan Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan

Dua bom bunuh diri 

Di tengah misi evakuasi di Afghanistan yang mendekati tenggat waktu 31 Agustus 2021, terjadi dua serangan bom. 

Serangan bom pertama terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat di dekat Hotel Baron, dekat perimeter Bandara Internasional Hamid Karzai.

Hotel itu digunakan oleh pejabat Inggris untuk memproses warga Afghanistan yang ingin pergi ke Inggris. Ledakan tersebut diikuti oleh suara tembakan.

Sedangkan ledakan bom kedua terjadi di dekat Abbey Gate, salah satu pintu masuk utama Bandara Internasional Hamid Karzai.

Gerbang ini adalah satu dari tiga gerbang yang ditutup menyusul peringatan adanya ancaman teroris.

 

Korban jiwa

Korban tewas akibat bom Afghanistan terbaru mencapai sedikitnya 90 warga sipil dengan 150 lainnya terluka.

Laporan terbaru mengenai jumlah korban tewas akibat bom yang terjadi di Kabul tersebut disampaikan seorang pejabat Afghanistan sebagaimana dilansir CBS.

Kendati demikian, jumlah korban akibat dua bom bunuh diri yang mengguncang luar bandara pada Kamis (26/8/2021) diperkirakan masih terus meningkat.

Sementara itu, jumlah korban tewas dari kalangan tentara AS juga meningkat menjadi 13 orang. Lebih dari selusin personel militer AS juga mengalami luka-luka.

Baca juga: Emosional dan Hampir Menangis, Biden Ancam Pelaku Bom Kabul Afghanistan

Sumpah Biden 

Beberapa jam setelah bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan terjadi pada Kamis (26/8/2021), Presiden AS Joe Biden bersumpah akan memburu mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa itu.

Biden juga meminta Kementerian Pertahanan AS yang berkantor di Pentagon untuk mengembangkan rencana serangan balik.

"Kami tidak akan memaafkan, kami tidak lupa. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya," kata Biden di Gedung Putih.

"Saya juga telah memerintahkan para komandan pasukan untuk mengembangkan rencana operasional untuk menyerang aset, kepemimpinan, dan fasilitas ISIS-K,” ujar Biden.

“Kami akan merespons dengan kekuatan dan ketepatan, di tempat yang kami pilih dan saat yang kami pilih," imbuh Biden.

Biden tahan tangis

Di tengah pidato setelah serangan bom bunuh diri kembar di Kabul, Afghanistan, Biden berusaha menahan tangisnya. 

Suaranya bergetar karena luapan emosi saat dia berbicara tentang "pahlawan" AS yang gugur.

"Ini adalah hari yang berat," tuturnya, pada Kamis (26/8/2021). 

Mantan Wakil Presiden era Barack Obama tersebut menambahkan, dia akan memberikan kekuatan tambahan jika mereka membutuhkannya.

"Apa pun yang mereka butuhkan, jika mereka membutuhkan kekuatan tambahan, saya akan memberikannya,” ungkap Biden.

Ketika ditanya wartawan apakah dia bertanggung jawab atas peristiwa dalam dua pekan terakhir, Biden mengakuinya.

"Saya memikul tanggung jawab, pada dasarnya, semua yang terjadi akhir-akhir ini," jawab Biden.

Dia juga mengakui bahwa dia tidak memercayai Taliban. Namun, dia percaya bahwa adalah kepentingan bagi kelompok itu untuk membiarkan evakuasi berlanjut.

Baca juga: Dampak Bom di Kabul Afghanistan, Biden Makin Terpojok

Evakuasi berlanjut sampai tenggat waktu habis

Biden telah berjanji dalam pidatonya bahwa upaya evakuasi akan terus berlanjut. Ia tidak memberikan indikasi perubahan dalam target penarikan pasukan AS yang jatuh tempo pada 31 Agustus.

Jenderal Kenneth F McKenzie, komandan di lapangan juga bersumpah bahwa upaya evakuasi berbahaya di Afghanistan akan terus berlanjut, meskipun ada ancaman dari ISIS.

McKenzie mengatakan akan "mengejar" mereka yang bertanggung jawab atas ledakan mematikan itu.

Dia mengatakan militer AS memiliki helikopter serang Apache, drone MQ-9 Reaper, pesawat tempur F-15, dan AC-130 Gunship yang terbang di atas Afghanistan. Ia memperingatkan serangan lebih lanjut oleh teroris akan segera terjadi.

"Kami memperkirakan serangan ini akan berlanjut," kata Jenderal McKenzie, dengan mengatakan bahwa dia sangat khawatir tentang serangan bom mobil lain yang dapat merenggut lebih banyak nyawa tentara.

Baca juga: Setelah Bom di Kabul, Ahli Khawatir Afghanistan Jadi Tanah Subur untuk Terorisme

Indonesia mengecam

Insiden bom Kabul Afghanistan turut dikecam oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri pada Jumat dini hari (27/8/2021).

"Indonesia mengecam keras serangan teroris di dekat Bandara Kabul (26/8) yang menewaskan puluhan orang dan melukai banyak korban," tulis Kemlu RI di Twitter.

Identitas pelaku

Kelompok ISIS membeberkan identitas pelaku bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan yang membunuh ratusan orang.

Kelompok ISIS yang beroperasi di Afghanistan dan Pakistan, dikenal sebagai ISIS-K atau ISIS-Khorasan, mengeklaim bertanggung jawab.

Dilansir Daily Mail, ISIS-K merupakan musuh besar Taliban, yang menguasai Afghanistan pada 15 Agustus setelah AS dan sekutunya menarik pasukan.

Dalam unggahan di Telegram, teroris menyebut identitas pelaku bom bunuh diri adalah Abdul Rehman Al-Loghri dari ISIS-K.

Baca juga: UPDATE Korban Bom Afghanistan: 90 Warga Sipil Tewas, 13 Tentara AS Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com