KABUL, KOMPAS.com - Kelompok Taliban melarang warga Afghanistan untuk pergi ke bandara Kabul, seraya menolak memberi perpanjangan waktu kepada AS dan sekutunya.
Juru bicara milisi Zabihullah Mujahid menyatakan, tidak akan ada lagi penerbangan evakuasi setelah 31 Agustus.
Dia mengancam segala penundaan hanya akan menciptakan ketegangan baru yang bisa berujung pada perang baru.
Baca juga: Lembah Panjshir, antara Kartu As atau Bumerang Pejuang Afghanistan Melawan Taliban
Setiap harinya sejak milisi menguasai ibu kota pada 15 Agustus, ribuan orang dievakuasi dari Afghanistan.
Pemerintah Inggris mengeluh tidak semua warganya maupun penduduk Afghanistan bakal terangkut tepat waktu.
Sebelumnya, Mujahid menyatakan akan ada konsekuensi jika negara Barat tidak segera angkat kaki pada 31 Agustus.
Juru bicara yang sosoknya dianggap misterius tersebut mengulangi ancamannya dalam konferensi pers, dikutip The Sun Selasa (24/8/2021).
"Momen 31 Agustus merupakan waktu yang diberikan. Lebih dari itu akan dianggap melanggar perjanjian," kata Mujahid.
Dia menyatakan selama kurang lebih sepekan ke depan, AS dan sekutunya harus menyelesaikan proses evakuasi mereka.
Baca juga: Pasukan Gerilya Afghanistan Klaim Taliban Mundur karena Kalah di Lembah Panjshir
"Setelah itu kami tidak akan mengizinkan mereka memasuki negara kami, dan akan mengambil pendekatan tertentu," ancamnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.