Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Mikhail Kalashnikov, Pencipta AK-47 Senjata Paling Mematikan di Dunia

Kompas.com - 24/08/2021, 13:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Tidak seperti yang dikhawatirkan negara-negara di dunia, di abad-20 ternyata selain senjata nuklir ada senjata paling mematikan di dunia lainnya ternyata adalah AK-47.

Telegraph melaporkan bahwa korban dari Avtomat Kalashnikova buatan 1947 atau AK-47, mencapai jutaan jiwa. Jumlah itu jauh melebihi korban senjata atom yang diluncurkan AS ke Hiroshima and Nagasaki pada 1945, yang mencapai 200.000 jiwa.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Baku Tembak Pecah di Bandara Kabul | Ratusan Militan Taliban Serbu Lembah Panjshir

AK-47 merupakan jenis senapan mesin ringan yang awalnya digunakan oleh tentara nasional Uni Soviet (Rusia saat ini). Kesederhanaan dan kekokohannya menjadikannya senjata pilihan bagi militer 55 negara.

Namun di saat yang sama, keunggulannya diduplikasi hingga salinannya diperdagangkan secara ilegal hingga banyak digunakan geng narkoba, perampok bank, revolusioner, kelompok ekstremis hingga teroris.

Mikhail Kalashnikov, adalah jenderal Rusia pencipta AK-47. Selama hidupnya selain yang menciptakan senapan serbu itu, dia menciptakan setidaknya 150 model senjata kecil lainnya.

Di tahun-tahun terakhirnya, dia mengaku sempat sedih dengan penyalahgunaan penemuannya, yang tidak sesuai dengan misi pembuatannya pada awalnya.

Baca juga: Taliban Tukar AK-47 Rusia dengan Senapan Buatan AS yang Disita Saat Ambil Alih Afghanistan

Kecintaan pada teknik mesin

Mikhail Timofeyevich Kalashnikov lahir pada 10 November 1919, di Kurya, Rusia, dari pasangan Aleksandra dan Timofey Kalashnikov. Dia adalah anak ke-17 dari 19 bersaudara.

Pada 1930, ketika Joseph Stalin meluncurkan kampanye kolektivisasi Soviet, keluarga Kalashnikov diberi label kulak atau petani kaya.

Pemerintah Uni Soviet kemudian merampas harta benda keluarganya, lalu mengasingkan mereka ke sebuah desa di Oblast Tomsk Siberia.

Ayahnya meninggal selama musim dingin pertama mereka di sana, dan ibunya menikah lagi segera setelah itu.

Keluarga petaninya harus menambah penghasilan mereka dengan berburu setelah itu. Tidak heran jika Kalashnikov belajar menggunakan senapan sejak usia dini.

Akan tetapi dia, kerap menderita beberapa penyakit, bahkan hampir meninggal ketika berusia enam tahun.

Sejak masa kanak-kanak, dia sudah menunjukkan kecintaan pada dunia mesin dan puisi. Sayangnya, dia putus sekolah setelah kelas tujuh dan menumpang kembali ke Kurya untuk mengambil pekerjaan sebagai mekanik traktor.

Ternyata setelah mengambil pekerjaan itu, minat dan bakat Kalashnikov akan bidang teknik semakin berkembang.

Baca juga: 5 Senjata Berteknologi Siluman Milik AS yang Mematikan

Senjata otomatis Kalashnikov

Mikhail Kalashnikov bergabung dengan “Tentara Merah” pada 1938. Karena pengalaman teknik dan perawakannya yang kecil, dia pun dipekerjakan sebagai mekanik tank. Kariernya menanjak hingga menjadi komandan tank.

Dalam penugasan itu, mesin menjadi “mainannya” sehari-hari. Dia pun menciptakan senjata kecil selama pelatihan, sehingga menarik perhatian atasannya.

Dari 1941-1942, dia dirawat di rumah sakit karena menderita cedera dalam “Pertempuran Bryansk”.

Di rumah sakit, dia mendengar seorang tentara mengeluh tentang kelemahan senapan Soviet. Keluhan itu menginspirasinya untuk membuat senapan baru untuk tentara Soviet.

Dengan bantuan beberapa teman, dia merancang senapan mesin ringan (karabin). Saat itu atasan tentara menolaknya, meski begitu bakatnya tidak luput dari perhatian.

Dia kemudian bekerja dengan Izhevsk Machine-Building Plant, sebagai perancang senjata dan mulai aktif bekerja membuat senjata otomatis sejak 1943.

Di usia 25 tahun, Kalashnikov berhasil menciptakan karabin yang dioperasikan dengan gas dengan peluru baru.

Selanjutnya pada 1946, kreasi barunya “Mikhtim” ikut serta dalam kompetisi senapan serbu. Tetapi senjata ini masih kalah dari pesaing.

Kalashnikov berhasil menyempurnakan desain senapan serbunya setelah kompetisi itu, dengan lahirnya AK-47 pada 1947. AK-47 berarti “Avtomat Kalashnikova” (senjata otomatis Kalashnikov), dan 47 adalah tahun pembuatannya.

Baca juga: Sambil Todong Senjata, Tentara Belarus Usir Pengungsi Afghanistan ke Polandia

Senapan serbu legendaris

AK-47 memiliki bentuk yang kokoh, desain yang sederhana, mudah digunakan, minim perawatan dalam kondisi apa pun. Karena keunggulan ini, AK-47 menjadi senjata pilihan bagi angkatan bersenjata dan pasukan gerilya Uni Soviet, di Siberia yang beku hingga gurun panas Afrika.

Dia secara permanen pindah ke Izhevsk, Udmurtia pada 1949, setelah Angkatan Darat Soviet mengadopsi AK-47 sebagai senapan serbu standar.

Kelebihan senjata itu bahkan dilirik oleh pihak musuh. New York Times melaporkan selama perang di Vietnam, senapan itu digunakan oleh tentara Vietnam Utara, pemberontak Viet Cong dan, terkadang, pasukan AS.

Marinir AS disebut sering meletakkan M-16 edisi standar mereka, dan mengambil AK-47 dari tentara Vietnam Utara yang gugur karena mereka menganggap AK-47 lebih andal.

Kalashnikov dan senjatanya segera melegenda. Dia pun mencapai pangkat letnan jenderal, dihujani dengan penghargaan, gelar, bonus dan bantuan.

Dari 1949 hinga 1963, Kalashnikov terus mengerjakan varian AK-47 yang dimodernisasi dan ditingkatkan, yang paling terkenal di antaranya adalah AKM, RPK Kalashnikov, dan PK.

Kalashnikov mendapat Gelar “Doctor of Technical Sciences' pada 1971, dan menjadi anggota dari 16 institusi pendidikan.

Sayangnya pabrikan resmi AK-47, Izhmash, belum mematenkan senjata tersebut sampai 1997. Karena hal itu, salinan palsu AK-47 dibuat dan dijual dengan bebas di seluruh dunia dengan harga hanya 15 dollar (Rp 215.865 kurs saat ini).

AK-47 buatan Izhmash sendiri dilaporkan hanya menghasilkan 10 persen dari hampir 100 juta yang terjual setiap tahun di dunia.

Mikhail mengklaim bahwa dia tidak mendapat untung dari produksi senjata, dan telah menciptakan AK-47 untuk melayani negaranya.

Dia dilaporkan mengantongi 30 persen dari keuntungan perusahaan Jerman milik cucunya 'Marken Marketing International'. Perusahaan itu merancang barang dagangan bermerek Kalashnikov seperti pisau, vodka hingga payung.

Baca juga: Putra Tokoh Anti-Taliban Serukan Perlawanan, Minta AS Pasok Senjata

Penyalahgunaan senjata

Selama bertahun-tahun, dua lusin negara telah memproduksi senapan, termasuk anggota Pakta Warsawa, China, Korea Utara, Mesir, Irak, dan Finlandia.

Sementara itu, AK juga digunakan dalam pertempuran al-Qaeda di Irak, Taliban di Afghanistan, dan pemberontak anti-pemerintah di Suriah.

Tidak ada penghitungan pasti yang mungkin, tetapi para ahli berpikir ada sekitar 100 juta AK, modernisasi. Sementara sebanyak 1 juta lebih turunannya dibuat setiap tahun di seluruh dunia.

Sejak 2006, Kalashnikov sudah terkejut melihat jumlah senjata ciptaannya yang disalahgunakan oleh bandit hingga kriminal lainnya.

Dia menjadi salah satu pendukung “kampanye Pengendalian Senjata” oleh PBB, untuk menghentikan distribusi gelap senjata kecil ini.

Mikhail mulai mempertanyakan penciptaan penemuannya menjelang akhir hayatnya, ketika banyaknya AK-47 dan variannya dari pasar gelap, digunakan dalam serangan teroris di seluruh dunia.

Pada 2009 setelah perayaan ulang tahunnya yang ke-90, dia secara terbuka menjawab pertanyaan wartawan yang menanyakan pendapatnya tentang kerusakan dan penderitaan yang disebabkan oleh senjatanya.

“Saya menciptakan senjata untuk membela tanah air. Bukan salah saya bahwa kadang-kadang digunakan di tempat yang tidak seharusnya. Itu adalah kesalahan para politisi.”

Kalashnikov meninggal pada 23 Desember 2013, di sebuah rumah sakit di Izhevsk, Rusia dalam usia 94 tahun.

Baca juga: 3 Senjata Rahasia Kuno yang Hilang dari Peradaban: Pedang Damaskus hingga Api Yunani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com