Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Veteran Militer AS Gelar Operasi “Dunkirk Digital”, Bantu Penerjemah Afghanistan Lolos dari Pos Pemeriksaan Taliban

Kompas.com - 23/08/2021, 17:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Veteran militer Amerika Serikat (AS) membantu evakuasi penerjemah Afghanistan di tengah pemberontakan Taliban, melalui jaringan sekutu online.

Operasi yang dikenal sebagai “Dunkirk digital” ini, terdiri dari jaringan “ratusan ribu orang” dan menggunakan citra satelit dan intel lainnya untuk menemukan pos pemeriksaan Taliban.

Baca juga: Taliban Klaim Kepung Pasukan Perlawanan Afghanistan di Lembah Panjshir, Ini Permintaannya

Kelompok Taliban, yang sekarang menguasai Afghanistan, dilaporkan menargetkan para penerjemah dan memerintahkan agar mereka ditembak.

Matt Zeller, seorang veteran perang Afghanistan dan mantan analis CIA, mengatakan para penerjemah adalah sekutu penting bagi pasukan AS, yang berfungsi sebagai “mata dan telinga AS di medan perang”.

Presiden Joe Biden, yang baru-baru ini menarik pasukan AS dari Afghanistan, mendapat kecaman karena tidak memprioritaskan evakuasi penerjemah.

Menurut Zeller, operasi “Dunkirk digital” awalnya dimulai pasukan veteran hingga berkembang mencakup ratusan ribu individu dari semua latar belakang yang ingin membantu evakuasi para penerjemah dengan aman.

“Ini luar biasa. Ini bukan hanya veteran. Secara harfiah itu (ada) pendeta, ibu saya, kerabat saya, orang-orang yang belum pernah melayani di Afghanistan ... janda, duda, anak-anak dari orang yang pernah bertugas (militer).”

"Kami memiliki analis intel yang terlibat dan mulai melakukan analisis citra satelit dan benar-benar menyusun produk (informasi) untuk orang-orang yang memetakan pos pemeriksaan Taliban secara real time menggunakan data media sosial untuk menyediakan rute aman ke bandara," jelas Zeller melansir Daily Mail pada Minggu (22/8/2021).

Dia mengatakan menghabiskan sebagian besar waktu malamnya berkomunikasi dengan penerjemah yang berbagi lokasi pos pemeriksaan terbaru.

“Saya menghabiskan sebagian besar waktu malam saya mengirim SMS dengan orang Afghanistan, memberi tahu mereka 'tidak, ini adalah gerbang yang sekarang harus Anda coba dan capai. Oh, di sinilah pos pemeriksaan Taliban ini, Anda harus mengambil jalan ini untuk benar-benar mengelilingi mereka’,'' kata Zeller.

Baca juga: Kedutaan China di Kabul Minta Warganya di Afghanistan Pakai Baju Islami

Taliban dilaporkan mengeklaim akan “memaafkan” setiap warga Afghanistan yang membantu AS selama perang. Namun, menurut Zeller, kelompok itu telah menghentikan orang-orang di pos pemeriksaan dan “mendokumentasikan atau membunuh” siapa pun yang telah “bersekutu melawan mereka”.

Menurutnya, jika ditemukan seseorang memiliki dokumen bahasa Inggris di pos pemeriksaan itu, maka dokumen itu akan diambil. Lalu militan itu akan mencatat bahwa orang tersebut sekarang ada dalam daftar mereka.

Mantan analis CIA ini menjelaskan bahwa Taliban secara aktif mencari pembalasan.

“Dari perspektif Taliban, mereka menang. (Penerjemah Afghanistan) adalah orang-orang yang telah membantu kami untuk membasmi mereka selama 20 tahun terakhir,” kata Zeller.

“Mereka (Taliban) ingin balas dendam, mereka ingin pembalasan. Tidak ada tempat bagi orang-orang ini (penerjemah pembantu sekutu) di Afghanistan.”

Baca juga: Setidaknya 28.000 Orang Dievakuasi dari Afghanistan, ke Mana Mereka Akan Pergi?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com