Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Kim Yo Jong, Otak di Balik Citra Publik Kim Jong Un

Kompas.com - 22/08/2021, 09:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Setelah kematian ayah mereka, Kim Yo Jong menjabat sebagai salah satu sekutu setia Kim Jong Un selama masa transisi.

Dia bertanggung jawab mengatur jadwal saudara laki-lakinya, dan keduanya tetap dekat sementara Kim Jong Un dengan menyingkirkan segala hambatan potensial untuk pemerintahannya.

Baca juga: Korea Utara Diterjang Banjir, Ini Perintah Kim Jong Un

Posisi tertinggi dalam birokrasi

Pada 2014 media pemerintah Korea Utara mengidentifikasi Kim Yo-Jong sebagai wakil direktur Departemen Propaganda dan Agitasi KWP. Dalam waktu satu tahun, posisinya naik menjadi kepala de facto badan tersebut.

Posisi yang sama ditempati ayahnya ketika di bawah pemerintahan kakeknya, Kim Il Sung. Hal ini termasuk tidak biasa bagi seorang wanita, bahkan seorang anggota keluarga Kim, untuk mencapai posisi setinggi itu dalam birokrasi Korea Utara.

Kim Yo Jong juga terlibat dalam pembentukan kultus kepribadian Kim Jong Un. Kakaknya dicitrakan seperti kakek mereka, “pemimpin besar” dan “presiden abadi” Korea Utara. Tujuannya untuk memperkuat posisi saudara laki-lakinya di dinasti Kim.

Bahkan pilihan pakaian Kim Jong Un mencerminkan upaya ini. Di tahun-tahun pertama pemerintahannya, ia meniru penampilan ayahnya dengan jaket berkerah Mao. Tetapi seiring waktu Kim Jong Un mengadopsi setelan gaya Barat yang disukai oleh Kim Il Sung.

Baca juga: Muncul Noda Hitam di Belakang Kepala Kim Jong Un, Kadang Tertutup Plester

Meskipun punya pengaruh signifikan dalam rezim Korea Utara, Kim Yo-Jong ketika itu tetap relatif tidak dikenal oleh dunia luar.

Namun kondisinya berubah seketika pada Februari 2018, setelah dia dan sekelompok pejabat Korea Utara menghadiri Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyongchang, Korea Selatan.

Apa yang disebut “Olympic detente” menandai perubahan nada radikal dalam kebuntuan nuklir yang sedang berlangsung di semenanjung Korea. Kim Yo-Jong pun dipandang sebagai alat “kekuatan lunak”, yang tidak biasa untuk negara yang secara historis dikenal dengan lambang palu-arit ini.

Dia duduk dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In di kotak kepresidenan pada upacara pembukaan pada 9 Februari. Kehadirannya menandai kunjungan pertama Korea Utara ke Selatan oleh anggota keluarga penguasa Korea Utara.

Keesokan harinya pada resepsi di kediaman presiden Korea Selatan, Kim Yo Jong menyampaikan catatan tulisan tangan dari saudara laki-lakinya yang mengundang presiden Korea Selatan untuk bertemu dengannya di Pyongyang.

Baca juga: Kim Jong Un Hukum Mati Pejabat Tinggi yang Kritik Kebijakannya

Wajah dialog Utara dengan Selatan

Mencairnya ketegangan antar-Korea ini menyebabkan peningkatan aktivitas diplomatik. Kim Yo-Jong memainkan peran nyata dalam peristiwa-peristiwa berikutnya.

Dia menemani kakaknya ke KTT dengan Presiden AS Donald Trump, dan dia tetap di sisi Kim Jong Un dalam pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping.

Kontak regulernya dengan Moon diformalkan, dan dia, pada dasarnya, menjadi wajah dialog Korea Utara dengan Selatan.

Kegagalan pembicaraan dengan Trump pada 2019 mengakibatkan pemecatannya dari Politbiro, badan pembuat keputusan utama KWP. Untuk sementara statusnya tampaknya berkurang setelah itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com