Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculikan Dokter Rumah Sakit Jadi Masalah Baru di Haiti Pasca Gempa

Kompas.com - 20/08/2021, 18:24 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Bantuan untuk para korban gempa Haiti dan badai tropis mulai datang lebih cepat pada Kamis (19/8/2021), tetapi ketidakamanan menjadi tantangan besar dalam menangani dampak bencana.

Haiti dilanda gempa 7,2 magnitudo pada 14 Agustus, yang menewaskan lebih dari 2.100 orang. Disusul terjangan hujan deras dari Badai Tropis Grace pada pekan ini, dan bantuan lambat datang membuat negara frustasi.

Kemiskinan yang mengakar dan kurangnya infrastruktur dasar adalah tantangan besar untuk para korban mendapatkan bantuan baik berupa makanan dan perawatan medis yang mendesak.

Baca juga: Warga yang Selamat dari Gempa Haiti Khawatir Jadi Korban Tewas Selanjutnya karena Kelaparan

Namun muncul masalah baru, terjadi penculikan 2 dokter ahli bedah ortopedi dari rumah sakit besar di ibu kota Port-au-Prince, tempat dikirimnya korban luka akibat gempa Haiti.

Akibat kasus penculikan itu, rumah sakit tutup selama 2 hari sejak Kamis (19/8/2021) unntuk memprotes tindak penculikan dokter tersebut.

Penculikan tersebut merupakan pukulan besar untuk upaya tanggap bencana di Port-au-Prince, di tengah kecaman bahwa genjatan senjata geng seharusnya dilakukan.

Baca juga: Terbaru, Korban Tewas Gempa Haiti Capai 2.189 Orang

Selain penculikan, masalah lain muncul di provinsi selatan yang rusak akibat gempa, di mana polisi nasional mengatakan penduduk desa memasang barikade di jalan untuk mencegah bantuan masuk, dengan alasan bahwa mereka juga membutuhkan bantuan.

“Bagi masyarakat yang memblokir jalan di waktu luang mereka untuk menghentikan (bantuan) agar tidak sampai ke yang lainnya, Anda harus menunggu sampai bantuan datang kepada Anda,” kata juru bicara Kepolisian Nasional Marie-Michelle Verrier.

Verrier mengatakan unit polisi khusus akan mengawal pengiriman bantuan. Ia juga mengungkapkan bahwa ada 22 tahanan yang telah melarikan diri dari penjara Les Cayes setelah gempa.

Perdana Menteri Ariel Henry mengatakan pada Rabu (18/8/2021) bahwa pemerintahannya akan mencoba untuk tidak "mengulangi sejarah tentang salah urus dan koordinasi bantuan," seperti pada 2010 pasca-gempa.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Haiti Naik Menjadi 1.941 Jiwa

“Kita harus menyatukan kepala kita untuk membangun kembali Haiti,” kata Henry.
“Negara ini hancur secara fisik dan mental,” tandasnya.

Badan Perlindungan Sipil Haiti pada Rabu malam (18/8/2021) menaikkan jumlah kematian akibat gempa menjadi 2.189 dan mengatakan 12.268 orang terluka.

Serge Chery, kepala pertahanan sipil untuk Provinsi Selatan, yang mencakup Les Cayes, mengatakan diperkirakan 300 orang masih hilang.

Menurut perkiraan resmi, gempa berkekuatan 7,2 magnitudo menghancurkan lebih dari 100.000 rumah, menyebabkan sekitar 30.000 keluarga kehilangan tempat tinggal, serta rumah sakit, sekolah, kantor, dan gereja juga dihancurkan atau rusak parah.

Baca juga: Setelah Dilanda Gampa 7,2 Magnitudo, Haiti Diterjang Badai Tropis Grace

Mayor Jenderal Hank Taylor mengatakan kepada wartawan di Pentagon bahwa AS telah mengerahkan beberapa helikopter angkutan berat dan pesawat lain, untuk mendistribusikan pasokan dan personel bantuan ke zona bencana.

AS juga telah mengirim kapal USS Arlington untuk menyediakan tambahan transportasi dan kemampuan medis.

Salah satu helikopter AS mendarat pada Kamis (19/8/2021) di Les Cayes dengan peralatan, obat-obatan dan sukarelawan, termasuk beberapa dari kelompok bantuan Samaritan's Purse.

Monte Oitker, teknisi biomedis di Samaritan's Purse, mengatakan para sukarelawan siap untuk mengoperasikan unit rumah sakit mandiri, yang mampu menangani berbagai prosedur ortopedi.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Haiti Capai 1.419 Orang, Bencana Alam Lain Mengancam

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com