Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2021, 16:58 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ketika Amerika Serikat (AS) melanjutkan penarikannya dari ibu kota Afghanistan, media sosial dibanjiri dengan foto-foto helikopter yang mengevakuasi orang-orang dari kedutaan AS di Kabul.

Gambar itu tampaknya akrab bagi sebagian orang yang sejak lama mengikuti sejarah perang “Negeri Paman Sam”.

Kini, foto di atas Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan akhir pekan lalu disandingkan dengan foto insiden lebih dari empat dekade lalu di Vietnam.

Pada 1975, fotografer Hulbert van Es mengambil foto ikonik orang-orang yang berebut masuk ke dalam helikopter di atas atap di Saigon, pada akhir Perang Vietnam.

Analis dan anggota parlemen AS - baik Republik maupun Demokrat - telah membandingkan apa yang disebut jatuhnya Saigon dengan pengambilalihan Kabul oleh Taliban.

Baca juga: Taliban Merajalela, Biden Salahkan Trump dan Presiden Afghanistan

Apa yang terjadi di Saigon?

Perang Vietnam adalah konflik antara pemerintah komunis Vietnam Utara, dan Vietnam Selatan dan sekutu utamanya, AS.

Perang ini berlangsung panjang, hampir 20 tahun, dan mahal bagi AS. Keterlibatan AS dalam perang ini juga sangat memecah belah di antara orang AS.

Ungkapan "jatuhnya Saigon" mengacu pada pengambilalihan Saigon, ibu kota Vietnam Selatan, oleh pasukan komunis Tentara Rakyat Vietnam, yang juga disebut Viet Cong.

Saigon direbut oleh Viet Cong pada 30 April 1975.

Dengan latar belakang Perang Dingin, Utara didukung oleh Uni Soviet dan sekutu komunis lainnya. Sedangkan Selatan didukung oleh pasukan Barat, termasuk ratusan ribu tentara AS.

Baca juga: Taliban Berkuasa, Afghanistan Batal Ikut Paralimpiade Tokyo

Pada 1973, AS menarik militernya dari Vietnam Selatan. Selang dua tahun kemudian, negara itu mengumumkan menyerah kepada pasukan Utara, setelah ibu kota Saigon berhasil direbut kelompok komunis.

Kota itu berubah nama menjadi Kota Ho Chi Minh, seturut dengan nama mendiang pemimpin Vietnam Utara.

Seperti Kabul, penaklukan kota itu terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan AS.

Sebagai tanggapan, AS meninggalkan kedutaannya di Saigon dan mengevakuasi lebih dari 7.000 warga AS, Vietnam Selatan, dan warga negara asing lainnya dengan helikopter.

Operasi ini terkenal sebagai Operation Frequent Wind.

Baca juga: Wall Street Journal Kecam Biden karena Salahkan Trump atas Krisis Afghanistan

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com