Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Berhasil Kuasai Afghanistan: Banyak Negara Padati Bandara Kabul, KBRI Pertahankan Kantor

Kompas.com - 16/08/2021, 19:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

KABUL, KOMPAS.com - Kepanikan terjadi di bandara Kabul, Afghanistan, menyebabkan setidaknya dua orang meninggal setelah Taliban memasuki ibu kota.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan Indonesia tengah mematangkan evakuasi dan kantor KBRI tetap diperhahankan sambil memantau situasi keamanan dengan staf yang bertugas dikurangi.

Para saksi mata di Kabul mengatakan kepada BBC, korban meninggal akibat terinjak-injak karena panik setelah pasukan Amerika Serikat yang menguasai bandara melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa.

Kantor berita Reuters menyebutkan jumlah yang meninggal lebih tinggi dengan mengutip satu saksi mata yang mengatakan melihat jenazah 5 orang diangkut. Saksi mata lain mengatakan tidak jelas apakah korban tewas karena tertembak atau meninggal karena terinjak-injak.

Melansir BBC Indonesia pada Senin (16/8/2021), ratusan orang menuju ke bandara dan berupaya meninggalkan Afghanistan dan berebut masuk ke pesawat.

Pesawat komersial telah dibatalkan. Sebelumnya, AS mengatakan semua staf kedutaan telah berada di bandara internasional dan siap diterbangkan.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan selain menerbangkan ribuan warga AS dan keluarga, mereka juga akan mempercepat evakuasi warga Afghanisan yang berhak mendapatkan visa khusus AS.

AS telah mengirimkan 6.000 pasukan untuk membantu evakuasi.

Lebih dari 60 negara mengeluarkan pernyataan bersama dan menyerukan agar Taliban mengizinkan orang-orang meninggalkan Afghanistan dengan aman.

Baca juga: Rekap Peristiwa Penting di Afghanistan Sejak Invasi AS pada 2001

KBRI masih berfungsi

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan tetap mempertahankan kantor KBRI di Kabul dengan memperkecil jumlah staf yang bekerja sambil memantau situasi keamanan.

"Betul, KBRI masih menjalankan fungsinya," kata Juru bicara Kemenlu Indonesia, Teuku Faizasyah kepada BBC News Indonesia, Senin (16/08) pagi.

Faizasyah menambahkan dengan dinamika politik yang terjadi di sana, sejumlah staf yang bekerja rencananya akan dievakuasi. Tapi, tetap mempertahankan staf inti.

"Ini masih kita terus pastikan, setidaknya tadi unsur diplomat, unsur keamanan dan administrasi tidak lebih dari sepuluh," katanya

Sejauh ini KBRI Kabul tetap berpegang pada rencana kontijensi yang menjadi pegangan untuk penanggulangan situasi kritis dan darurat.

"Seperti perkembangan di Kabul ini pun sudah melalui konstultasi (pemerintah pusat) dan yang pokok adalah tugas itu tidak akan disfungsi, namun jumlahnya akan diperkecil sesuai kebutuhan," lanjut Faizasyah.

Jumlah WNI yang berada di Afghanistan dilaporkan sebanyak 6 orang. "Ada beberapa yang bekerja untuk misi PBB, sehingga mereka terikat kontrak dan bisa saja mereka ikut apabila pemulangan dilakukan," kata Faizasyah.

Selain itu, Faizasyah juga mengatakan staf dan diplomat Indonesia yang masih bertugas di Kabul sudah mendapat jaminan keselamatan dari pihak Taliban.

Baca juga: VIDEO: Bandara Kabul Kacau, Ribuan Warga Afghanistan Rebutan Naik Pesawat untuk Lari dari Taliban

"Sudah memperoleh juga. Kalau kita cermati ke belakang di mana Indonesia ikut aktif dalam proses perundingan damai yang dilakukan pemerintah, dengan Afghanistan. Kita ikut hadir paling tidak, dilibatkan sebagai partisipan," katanya.

Sebelumnya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah meninggalkan negara itu ketika kelompok bersenjata Taliban memasuki ibu kota, Kabul pada Minggu (15/8/2021).

Ia dilaporkan terbang menuju Tajikistan. Wakil Presiden Amrullah Saleh juga dilaporkan menyelamatkan diri ke luar negeri.

Kepastian kepergian Ghani antara lain dikonfirmasi oleh Abdullah Abdullah, Ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional, lembaga yang dibentuk untuk berunding dengan unsur-unsur Taliban.

Menyebutnya sebagai "mantan presiden", Abdullah mengatakan Ghani telah "meninggalkan bangsa dan negara ini dalam situasi yang seperti ini".

Kemacetan luar biasa terjadi di seluruh sudut kota Kabul, ketika warga berusaha melarikan diri. Pengungsi dalam negeri yang sebelumnya menyelamatkan diri dari pertempuran di daerah-daerah kini berusaha kembali ke desa-desa mereka.

Di sejumlah sudut kota, anjungan tunai mandiri dirusak setelah kehabisan uang.

Rekaman video yang disiarkan oleh kantor berita pro-Taliban menunjukkan para tahanan dibebaskan dari Penjara Pul-e-Charkhi di Kabul, penjara terbesar di Afghanistan.

Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen mengatakan kepada BBC bahwa penduduk Kabul tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan nyawa dan harta benda mereka.

"Kami adalah abdi rakyat dan abdi negara ini," kata Shaheen.

Ditambahkan Shaheen bahwa kelompoknya tak menghendaki warga melarikan diri, tetapi tetap tinggal di negara itu dan membantu pembangunan kembali pasca-konflik.

Sebelumnya, sejumlah saksi mata menyatakan bahwa milisi itu hanya menemui sedikit perlawanan menuju Kabul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com