NASA: Asteroid Bennu Kemungkinan Akan Menabrak Bumi Tahun 2135

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang ilmuwan NASA mengatakan pada Rabu (11/8/2021) bahwa ada peningkatan kemungkinan asteroid Bennu menabrak Bumi dalam satu atau dua abad ke depan.

Meski begitu, dilansir CNN, ilmuwan Davide Farnocchia menekankan bahwa penduduk Bumi tidak perlu terlalu khawatir dengan temuan ini.

Para ilmuwan sebelumnya mengatakan bahwa kemungkinan Bennu akan menyerang Bumi pada tahun 2200 adalah 1 banding 2.700.

Tetapi angka tersebut disesuaikan menjadi 1 banding 1.750 hingga tahun 2300, lapor Associated Press.

Baca juga: Jika Asteroid Tidak Menghantam Bumi, Apa Dinosaurus Tetap Ada?

Farnocchia bekerja dengan Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan.

Dia mengatakan bahwa pesawat ruang angkasa Osiris-Rex, yang mendarat di Bennu pada 2018 untuk mengumpulkan sampel, telah memberi mereka gagasan yang lebih baik tentang jalur orbit asteroid di masa depan.

Pesawat ruang angkasa itu dijadwalkan tiba kembali ke Bumi pada 2023.

"Kita tidak perlu terlalu khawatir tentang hal itu," kata Farnocchia, penulis utama dari temuan tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Icarus.

Para ilmuwan mengatakan bahwa Bennu akan berada dalam jarak dekat dengan planet Bumi pada tahun 2135.

Baca juga: Fenomena Langit Agustus 2021: Hujan Meteor Perseid hingga Asteroid Lewat Dekat Bumi

Para ilmuwan mengatakan bahwa gravitasi bumi dapat mempengaruhi orbit Bennu.

Inilah yang dapat menciptakan tabrakan dalam dua abad ke depan.

Namun, mereka mengklaim, berdasarkan data dari pesawat ruang angkasa Osiris-Rex, kemungkinan gravitasi bisabmengganggu lintasannya saat ini. Tabrakan jadi lebih tipis.

Baca juga: Mungkinkah Penambangan Asteroid Dilakukan? Ini Penjelasan Ahli

Lindley Johnson, seorang perwira pertahanan planet untuk NASA, meramalkan bahwa jika Bumi terkena asteroid, jumlah area yang hancur akan sama dengan 100 kali lipat ukuran asteroid.

Jika asteroid menghantam Pantai Timur AS, itu "akan menghancurkan banyak hal di atas dan di bawah pantai," tambah Johnson.