PARIS, KOMPAS.com - Para investor mata uang kripto dikejutkan dengan kabar hilangnya uang digital senilai 613 juta dollar AS (Rp 8,8 triliun), tetapi secara bertahap dikembalikan oleh pencurinya.
Apakah si pencuri ini sengaja melakukannya untuk mengungkap kelemahan sistem, atau mengembalikan karena takut ditangkap? Semua masih misteri.
Peretas menyerang Poly Network, perusahaan yang menangani transfer mata uang kripto, pada Selasa (10/8/2021) dalam salah satu pencurian uang digital terbesar sepanjang sejarah.
Baca juga: Polisi Malaysia Gilas 1.069 Mesin Penambang Bitcoin dengan Steamroller
Namun, pada Kamis (12/8/2021) pelaku mengembalikan hampir semua uang yang dicurinya secara bertahap.
Dalam pesan yang disematkan dalam transfer, pencuri bersikeras bahwa uang itu dicuri dengan niat baik.
"Saya tidak terlalu tertarik dengan uang!" tulis si hacker, menambahkan bahwa memang ada rencana untuk mengembalikan dana tersebut.
"Kadang-kadang menggunakan ratusan ribu transaksi berturut-turut," ungkapnya dikutip dari AFP.
Banyak penggemar kripto memuji peretas Poly sebagai pahlawan berprinsip, tetapi ada juga yang curiga uang dikembalikan karena detektif sedang mengejar mereka.
Pengembalian dimulai setelah SlowMist, perusahaan investigasi lain, mengeklaim telah mengidentifikasi beberapa detail pribadi peretas termasuk alamat e-mail mereka.
"Sulit untuk mengatakan apa niat awal peretas itu," kata rekan Aleksander, Roman Bieda.
"Peretas mungkin hanya takut akan tindakan yang diambil terhadapnya," dia menduga.
Baca juga: Miliarder Bitcoin Tewas Tenggelam, Salah Satu yang Terkaya di Dunia
Ia juga menjelaskan, ada golongan peretas "white hat" yang sering berusaha mempermalukan perusahaan secara publik karena lemahnya sistem keamanan mereka.
Tetapi peretas menulis bahwa mereka menolak hadiah itu dengan berkata, "Saya akan mengirim semua uangnya kembali."
Kejahatan yang melibatkan mata uang kripto sedang dalam tren menurun, meskipun ada pencurian spektakuler seperti ini dan kekhawatiran tentang penggunaannya oleh geng kriminal.
Pencurian paling terkenal adalah hilangnya 850.000 Bitcoin dari bursa Jepang Mt Gox pada 2014. Bernilai sekitar 470 juta dollar AS pada saat itu, nilainya sekarang dapat mencapai 38 miliar dollar AS (Rp 546,37 triliun).
Mata uang kripto Jepang lainnya, Coincheck, diretas hampir 500 juta dollar AS pada 2018.
Dalam kedua kasus tersebut teknologi yang digunakan mata uang kripto memungkinkan sebagian dana untuk dilacak, tetapi bagi Mt Gox sudah terlambat untuk menyelamatkan perusahaan.
Mata uang kripto menggunakan blockchain, buku besar digital yang mencatat setiap transaksi yang dilakukan.
Baca juga: Mr White Hat, Pencuri Kripto Rp 8,8 Triliun, Kembalikan Semua Curiannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.