KOMPAS.com - Artikel tentang pelari Jamaika yang meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 usai nyaris telat bertanding, menjadi yang terpopuler di kanal global pada Kamis (12/8/2021) hingga Jumat pagi (13/8/2021).
Sementara itu, maskapai penerbangan Emirates merilis video di balik layar pembuatan iklan mereka yang viral, yakni seorang pramugari berdiri di pucuk Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia.
Kemudian dua artikel populer lainnya adalah tentang perang Afghanistan yang masih berkecamuk antara Taliban dengan pasukan pemerintah,
Berikut adalah rangkuman artikel populer global Kompas.com hari ini.
Hansle Parchment, atlet Jamaika yang meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 cabor lari gawang 110 meter putra, nyaris telat bertanding dan selamat berkat dibayari taksi oleh wanita tak dikenal.
Parchment lalu melacak siapa wanita itu dan setelah ketemu memberinya hadiah.
Cerita bermula saat Parchment akan bertanding di semifinal tetapi salah naik bus. Ia justru menuju arena yang tampaknya menggelar pertandingan dayung.
Kelanjutan cerita mendebarkan ini dapat Anda baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Diplomat Nigeria yang Terlibat Insiden dengan Staf Imigrasi Indonesia Pulang ke Negaranya
Video iklan Emirates yang viral baru-baru ini ramai diperbincangkan, karena memperlihatkan seorang pramugari berdiri di pucuk Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia.
Banyak orang bertanya-tanya, apakah iklan Emirates itu editan dengan efek khusus atau asli?
Maskapai penerbangan yang berbasis di Dubai tersebut kemudian merilis video di balik layar (behind the scene) pembuatan iklan Emirates.
Penasaran seperti apa prosesnya? Lihat videonya di sini.
Baca juga: Mantan Tentara Inggris Sumpahi Biden Atas Penarikan Pasukan dari Afghanistan
Ketika Taliban semakin agresif merebut wilayah baru di Afghanistan, kekerasan meningkat, ribuan orang telantar di kamp darurat di semak belukar pinggiran kota Kabul.
Banyak warga sipil Afghanistan melarikan diri ke Kabul, dengan tidur di gudang yang ditinggalkan atau di jalanan, untuk menyelamatkan diri saat agresi milisi Taliban.
Tanpa harta benda mereka kesulitan mencari makan dan kebutuhan dasar lainnya, seperti obat-obatan dan barang sanitasi. Namun, mereka tidak punya banyak pilihan.