"Waktu ditawarin itu diminta tambah uang enam juta (rupiah), untuk macam-macam," kata Iip kepada BBC News Indonesia, Senin (9/8/2021). Namun, tawaran tersebut ditolak.
Guru TK ini mengatakan, tiket umrah ini merupakan hadiah dari kantornya. Sehingga, untuk memenuhi syarat yang ditentukan dengan penambahan waktu karantina yang berdampak pada penambahan biaya "itu pasti keberatan".
"Mungkin buat buat orang yang rezeki bisa saja, ibadah umrah itu istilahnya dambaan setiap kaum Muslim. Kalau buat saya, keberatan, saya enggak punya juga uangnya untuk nambahinnya," tambah Iip.
Sejauh ini, Iip lebih memilih menunggu pandemi mereda, untuk berangkat ke Tanah Suci.
Baca juga: Syarat Karantina 14 Hari di Negara Lain untuk Umrah Bikin Biaya Lebih Mahal
Peneliti umrah dan haji dari UIN Syarif Hidayatullah, Ahmad Fauzan mengatakan, selama ini pemerintah kerap mengikuti kebijakan-kebijakan dari Arab Saudi.
"Jadi sebenarnya dari masa lalu, pemerintah kita selalu mengikuti kebijakan yang ada di Arab Saudi," katanya.
Mengenai berhasil atau tidak, ini sangat tergantung dari usaha pemerintah untuk meyakinkan pihak Arab Saudi.
Selain itu, kata Fauzan, jika diplomasi ini tak mencapai titik temu, maka pemerintah perlu memikirkan cara untuk menekan pengeluaran calon jemaah umrah.
"Coba dicari di mana sumber yang tidak terlalu digunakan, seperti pendidikan, yang saat ini sedang online. Itu bisa dijadikan biaya tambahan bagi para jamaah," katanya.
Baca juga: Ini 3 Kategori Vaksinasi Jemaah yang Diizinkan Umrah oleh Arab Saudi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.