IDLIB, KOMPAS.com - Ketika Olimpiade Tokyo 2020 berakhir pada Minggu (8/8/2021), Suriah mengadakan Olimpiade versi mereka sendiri yang diikuti oleh anak-anak terlantar dari 12 kamp penampungan.
Sebanyak 120 anak laki-laki Suriah dari 12 kamp berbeda berkumpul pada Sabtu (7/8/2021) malam setempat, untuk mengikuti Olimpiade Tokyo 2020 versi mereka di Idlib.
Anak-anak terlantar di barat laut Suriah yang dilanda perang itu mengikuti lomba untuk memenangkan "medali". Masing-masing kelompok kamp memiliki warna tim berbeda.
Baca juga: Dibesarkan Orangtuanya yang Anggota ISIS, Gadis AS Ini Dikeluarkan dari Suriah
Di antara peserta "Olimpiade Perkemahan 2020", adalah Walid Mohammed al-Hassan (12 tahun) yang mengaku senang bisa mewakili kampnya dalam lompat jauh.
"Kami bersenang-senang," katanya dengan tiga rekan satu timnya berkerumun di sekelilingnya memegang bahunya, seperti yang dilansir dari AFP pada Minggu (8/8/2021).
"Saya memenangkan tempat kedua dalam lompat jauh," ujar al-Hassan, menyeringai lebar dalam seragam timnya yang terdiri dari ikat kepala putih dan rompi biru.
Anak-anak berusia 8-14 tahun berkompetisi dalam berbagai kategori lomba, yaitu lompat jauh, lempar lembing, cakram, lompat tinggi, lari gawang, senam, pencak silat, bola voli, bulu tangkis, sepak bola, lari, bahkan pacuan kuda.
Baca juga: Remaja Suriah Menang Lawan Politisi Inggris di Pengadilan dalam Kasus Pencemaran Nama Baik
Dikelilingi oleh kerumunan kecil, 2 anak laki-laki dengan pakaian karate putih saling berhadapan, sementara yang lain bertindak sebagai wasit.
Di trek balap, seorang anak laki-laki berlari secepat yang dia bisa sambil memegang potongan gambar kepala kuda di dadanya dalam "pacuan kuda".
Saat matahari terbenam, para peserta dan penyelenggara bersorak-sorai saat para pemenang naik ke podium untuk menerima medali mereka di bawah hujan confetti.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.