TOKYO, KOMPAS.com - Kota Nagasaki pada Senin (9/7/2021), menandai peringatan 76 tahun pemboman atom AS di kota Jepang.
Dilansir ABC News, Wali Kota Nagasaki mendesak Jepang, AS, dan Rusia, berbuat lebih banyak untuk menghilangkan senjata nuklir.
Dalam pidatonya di Taman Perdamaian Nagasaki, Walikota Tomihisa Taue mendesak pemerintah Jepang untuk memimpin menciptakan zona bebas nuklir di Asia Timur Laut.
Baca juga: Nagasaki Peringati 76 Tahun Serangan Bom Atom
Dia juga meminta Jepang tidak "tinggal di bawah payung nuklir AS".
Ini mengacu pada janji AS untuk menggunakan senjata nuklirnya sendiri untuk membela sekutu, tanpa Jepang.
Taue juga mendrong AS dan Rusia, yang memiliki persenjataan terbesar sejauh ini, untuk berbuat lebih banyak dalam pelucutan senjata nuklir.
Dia juga menyuarakan keprihatinan bahwa negara-negara nuklir telah mundur dari upaya perlucutan senjata, dalam upaya memperkecil senjata nuklir.
"Tolong lihat ke dalam. Membangun zona bebas senjata nuklir di Asia Timur Laut akan menciptakan 'payung non-nuklir' alih-alih 'payung nuklir'," ujarnya.
"Ini akan menjadi langkah menuju dunia yang bebas dari senjata nuklir," tambah Taue.
Baca juga: Kisah Perang: Derita Tiada Tara Hibakusha, Penyintas Bom Atom Hiroshima-Nagasaki
Sampai saat ini, dirinya terus mendesak pemerintah Jepang berbuat lebih banyak dan mengambil tindakan untuk perlucutan senjata nuklir.
Dalam prosesi peringatan, pada pukul 11.02 waktu setempat, saat pengebom B-29 menjatuhkan bom plutonium, para korban selamat Nagasaki dan peserta lain dalam upacara itu mengheningkan ciptaselama satu menit.
Ini dilakukan untuk menghormati lebih dari 70.000 nyawa yang hilang.
Baca juga: 75 Tahun Peringatan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, AS Belum Mau Minta Maaf
Pengeboman 9 Agustus 1945, terjadi tiga hari setelah AS melakukan serangan atom pertama di dunia di Hiroshima.
Serangan tak main-main ini menewaskan sekitar 140.000 orang.
Jepang pun menyerah pada 15 Agustus, dan mengakhiri Perang Dunia II.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.