Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Think Tank China: AS Negara Paling Gagal Tangani Pandemi Covid-19

Kompas.com - 10/08/2021, 09:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

BEIJING, KOMPAS.com - Tiga think tank China merilis sebuah laporan yang menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai negara paling gagal tangani pandemi Covid-19. Laporan itu menuding pertikaian politik dua partai negara itu menyebabkan 617.000 kematian Covid-19 AS.

Para peneliti dari Institut Studi Keuangan Chongyang di Universitas Renmin China serta Institut Taihe dan Intellisia merilis laporan terkait penanganan Covid-19 AS, yang menampilkan judul mengejek, "Amerika Peringkat Pertama?! Kebenaran tentang perjuangan Amerika melawan Covid- 19."

Baca juga: Kasus Covid-19 Anak-anak di AS Melonjak hingga 94 Ribu, Ahli Ungkap Kekhawatiran

Laporan yang dipublikasikan kepada komunitas internasional pada Senin (9/8/2021), menggambarkan AS sebagai negara "gagal dan terpecah" dan "sumber wabah yang dicurigai."

Laporan itu menyebut mantan Presiden AS Donald Trump "mungkin promotor terbesar dari kesalahan informasi Covid-19".

Presiden ke-45 AS itu disebut memicu pertempuran hiperpartisan, yang mencegah anggota parlemen partai Demokrat dan Republik memerangi penyebaran virus Covid-19 AS.

Laporan itu menyebut "kompetisi partisan" mencegah pakar kesehatan masyarakat melakukan pekerjaan mereka. Laporan China juga mengecam AS karena membiarkan "gelombang keempat" infeksi baru-baru ini menyebar.

"Menjaga ekonomi AS dan pertumbuhan lapangan kerja akan membantu menstabilkan basis Partai Republik. Akibatnya, pemerintahan Trump berulang kali mengabaikan peringatan tentang wabah dan mencoba mengecilkan risiko," tulis akademisi China dalam laporan yang diterbitkan Senin (9/8/2021) melansir Newsweek.

"Virus itu menyebar lebih cepat di negara-negara bagian Demokrat seperti New York dan California. Tetapi Demokrat juga menghabiskan lebih banyak energi untuk berdebat daripada benar-benar memerangi virus," klaim laporan itu.

Baca juga: Gagal Kendalikan Varian Delta, China Hukum hingga Pecat Lebih dari 30 Pejabat

Disebutkan bahwa Gubernur New York Andrew Cuomo mencoba menyalahkan Gedung Puti. Tapi pemerintah New York sendiri tidak melaporkan kematian di panti jompo dan memicu lebih banyak lagi "konflik dan kesalahan partisan."

Makalah yang didukung Beijing dengan blak-blakan membantah klaim AS bahwa laboratorium Wuhan mungkin menjadi asal usul pandemi pada akhir 2019. Sebaliknya, laporan itu menuding AS adalah "sumber wabah yang dicurigai."

Laporan tersebut menyebutkan beberapa teori konspirasinya sendiri yang belum terbukti, yang mengaitkan penciptaan virus dengan Fort Detrick dan operasi uji coba militer AS lainnya.

AS juga disebut jatuh ke dalam "lingkaran setan anti-pandemi, protes dan resesi ekonomi" karena politisi kaya negara itu membiarkan ratusan ribu kematian terjadi.

Laporan gabungan lembaga pemikir China, yang menurut laporan Newsweek menampilkan beberapa kesalahan ejaan dan struktur yang terputus-putus, juga mencela laporan akademis AS baru-baru ini, yang memuji proses vaksinasi negara itu dan tanggapan positif keseluruhan AS terhadap wabah virus.

Para penulis China mengatakan laporan itu bertujuan untuk mengungkapkan "kebenaran tentang perjuangan AS melawan Covid-19" dan menggambarkan semua klaim bahwa Covid-19 berasal dari China sebagai "teori konspirasi".

Baca juga: Selesai Tes 11 Juta Warganya, Wuhan Temukan 78 Kasus Covid-19

Adapun laporan itu menurut Newsweek, tidak memberikan bukti untuk mendukung beberapa klaim yang memberatkan, termasuk tuduhan bahwa "pemerintah AS menekan para ilmuwan dan pendapat profesional ... dan menjadikan mereka sebagai sasaran kekerasan dan pelecehan dunia maya ... bahkan secara fisik mengancam mereka."

Newsweek menghubungi Gedung Putih pada Senin pagi (9/8/2021) untuk menanggapi laporan akademis China atas tanggapan pemerintah AS terhadap virus corona tetapi tidak mendapat tanggapan tepat waktu sebelum publikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com