Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Tersangka Penusukan di Kereta Tokyo Akui Punya Hasrat Bunuh Wanita Bahagia Sejak 6 Tahun Lalu

Kompas.com - 08/08/2021, 18:06 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang tersangka pria penyerangan pisau di kereta Tokyo, Jepang mengaku memiliki keinginan membunuh wanita yang "terlihat bahagia" sejak 6 tahun lalu.

Setidaknya 10 orang terluka, salah satunya adalah wanita berusia 20-an tahun, yang mendapatkan beberapa kali tusukan di punggung dan dadanya.

Serangan penusukan di kereta itu terjadi pada Jumat (6/8/2021) malam waktu setempat, sekitar pukul 20.30 di jalur antara stasiun Seijogakuen-mae dan Soshigaya-Okura di ibu kota Setagaya Ward.

Baca juga: Seorang Pria Serang 10 Penumpang Kereta dengan Pisau karena Terlihat Bahagia

Melansir The Sun pada Sabtu (7/8/2021), tersangka penyerangan itu bernama Yusuke Tsushima (36 tahun) yang berhasil ditangkap ketika mencoba melarikan diri dari tempat kejadian.

"Saya mulai merasa ingin membunuh wanita yang terlihat bahagia sekitar 6 tahun lalu," ujar Yusuke kepada polisi, menurut laporan surata kabar Sankei.

"Siapa pun baik-baik saja, saya hanya ingin membunuh banyak orang," imbuh tersangka penusukan di kereta itu.

Televisi TBS mengatakan tersangka menikam seorang wanita yang kebetulan duduk di dekatnya di kereta.

Baca juga: Terjadi Penusukan Lagi di Jerman, 2 Pria Terluka di Erfurt

Pria 36 tahun itu mengatakan bahwa dia memilih untuk melakukan serangan di dalam kereta karena ada kesempatan untuk membunuh banyak orang.

Polisi menemukan bahwa tersangka membawa minyak goreng dan korek api yang diduga akan digunakan untuk membakar di dalam kereta.

Pihak berwenang mengatakan bahwa para korban penusukan di kereta itu dilarikan ke rumah sakit, tetapi salah satu korban telah lebih dahulu meninggalkan lokasi.

Seorang saksi mata yang berada di dekat stasiun, di mana kereta berhenti darurat, mengatakan bahwa ia melihat para penumpang panik keluar dari gerbong.

Baca juga: Penusukan di Supermarket Selandia Baru, Korban Luka 5 Orang, 3 Kritis

Berlumuran darah

Saksi mata lain mengatakan kepada penyiar NHK, para penumpang berlumuran darah dan sebuah pengumuman disiarkan untuk segera memanggil dokter.

Para penumpang saling membantu membalut luka para korban penusukan di kereta itu dengan handuk yang ada.

NHK menambahkan bahwa tersangka yang tidak suka wanita bahagia itu ditangkap setelah masuk ke toko serba ada dan mengatakan bahwa dia lelah melarikan diri.

Manajer toko melihat pria berusia 20-an tahun itu berlumuran darah dan menelepon polisi.

Salah satu sumber mengatakan bahwa tersangka meninggalkan barang bukti senjata dan ponselnya di kereta.

Baca juga: Penusukan di Vancouver Kanada, 1 Orang Tewas dan 5 Terluka

Sementara, tidak ada informasi lebih lanjut yang diberikan polisi.

Menurut Perusahaan Kereta Listrik Odakyu selaku operator kereta, mengatakan bahwa setelah kejadian berlangsung, puluhan polisi dan paramedis segera datang ke lokasi perkara di dekat stasiun Seijogakuen-Mae.

Stasiun Seijogakuen-Mae hanya berjarak beberapa mil dari stadion Olimpiade Tokyo 2020.

Meskipun tingkat kejahatan biasanya rendah di Jepang, tetapi ada sejumlah insiden serangan pisau dengan korban massal dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Mei 2019, seorang pria berusia 51 tahun melakukan aksi penusukan di kota Kawasaki, menewaskan seorang pria dan pelajar perempuan berusia 12 tahun, serta melukai 15 siswa sekolah lainnya.

Pada 2016, 19 penghuni panti jompo penyandang disabilitas mental ditikam hingga tewas oleh mantan karyawan yang mengaku sebagai pelaku pembunuhan.

Baca juga: 4 Insiden Penusukan Beruntun Terjadi di Kereta Bawah Tanah, Kepolisian Turunkan 500 Pasukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com