Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Lockdown Parsial, Strategi “Toleransi Nol” Covid-19 Tunjukkan Kelemahan

Kompas.com - 05/08/2021, 11:59 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Disarankan tiru barat

Beberapa pakar kesehatan masyarakat di negara itu mengatakan sudah waktunya bagi China untuk memikirkan kembali strategi Covid-19 China.

Dalam sebuah esai baru-baru ini, Zhang Wenhong, yang memberi saran kepada pemerintah China dalam menangani Covid-19, melontarkan gagasan untuk mengikuti model yang serupa dengan Israel dan Inggris, di mana tingkat vaksinasi tinggi dan orang bersedia hidup dengan infeksi.

Untuk saat ini, China berpegang teguh pada pedoman ketat yang sama. Di seluruh negeri, pemerintah menginstruksikan orang untuk tidak bepergian kecuali jika diperlukan.

Di kota Zhangjiajie dan Zhuzhou, 5,4 juta orang dilarang meninggalkan rumah mereka. Sekitar 13 juta penduduk di kota Zhengzhou, lokasi banjir mematikan pada Juli, harus mengantre untuk pengujian virus mulai akhir pekan lalu.

Di Nanjing, tempat kasus varian Delta baru-baru ini pertama kali muncul, jutaan penduduk harus berpartisipasi dalam empat putaran pengujian.

“Itu hanya menyiksa massa,” kata Jiang Ruoling, seorang warga di Nanjing, yang telah diuji empat kali dalam tiga minggu terakhir.

Jiang, yang bekerja di bidang real estat, mengaku paham perlunya pengujian. Tetapi dia masih kritis terhadap pejabat karena gagal mengendalikan wabah terbaru.

“Para pemimpin sebenarnya membuang-buang sumber daya dan waktu semua orang,” katanya.

Baca juga: Kapal Perang Asing di Laut China Selatan Bertambah, India Menyusul Kirim Pasukannya

Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri, mengatakan strategi "berbasis penahanan" China tidak akan berhasil dalam jangka panjang, terutama karena varian baru terus muncul.

“Akan menjadi sangat mahal untuk mempertahankan pendekatan seperti itu,” katanya.

Namun China tampaknya tidak mau mengambil risiko. Di Wuhan, pihak berwenang pada Selasa (3/8/2021) mulai menguji semua 12 juta penduduk setelah hanya tiga kasus varian Delta yang ditemukan.

Kota Sanmenxia dan Zhuhai juga telah memulai pengujian massal. Di Beijing, di mana ada lima infeksi, layanan kereta api dari 23 kota telah dibatalkan.

Jennifer Huang Bouey, pakar kebijakan senior China dan ahli epidemiologi di RAND Corporation, mengatakan bahwa bahkan dengan kontrol yang ketat, mungkin tidak realistis bagi pejabat di China untuk menurunkan kasus terbaru ini menjadi nol.

“Saya pikir mereka mungkin harus mempersiapkan orang punya toleransi yang lebih tinggi terhadap Covid-19,” kata Dr Huang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com