Beberapa pakar kesehatan masyarakat di negara itu mengatakan sudah waktunya bagi China untuk memikirkan kembali strategi Covid-19 China.
Dalam sebuah esai baru-baru ini, Zhang Wenhong, yang memberi saran kepada pemerintah China dalam menangani Covid-19, melontarkan gagasan untuk mengikuti model yang serupa dengan Israel dan Inggris, di mana tingkat vaksinasi tinggi dan orang bersedia hidup dengan infeksi.
Untuk saat ini, China berpegang teguh pada pedoman ketat yang sama. Di seluruh negeri, pemerintah menginstruksikan orang untuk tidak bepergian kecuali jika diperlukan.
Di kota Zhangjiajie dan Zhuzhou, 5,4 juta orang dilarang meninggalkan rumah mereka. Sekitar 13 juta penduduk di kota Zhengzhou, lokasi banjir mematikan pada Juli, harus mengantre untuk pengujian virus mulai akhir pekan lalu.
Di Nanjing, tempat kasus varian Delta baru-baru ini pertama kali muncul, jutaan penduduk harus berpartisipasi dalam empat putaran pengujian.
“Itu hanya menyiksa massa,” kata Jiang Ruoling, seorang warga di Nanjing, yang telah diuji empat kali dalam tiga minggu terakhir.
Jiang, yang bekerja di bidang real estat, mengaku paham perlunya pengujian. Tetapi dia masih kritis terhadap pejabat karena gagal mengendalikan wabah terbaru.
“Para pemimpin sebenarnya membuang-buang sumber daya dan waktu semua orang,” katanya.
Baca juga: Kapal Perang Asing di Laut China Selatan Bertambah, India Menyusul Kirim Pasukannya
Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri, mengatakan strategi "berbasis penahanan" China tidak akan berhasil dalam jangka panjang, terutama karena varian baru terus muncul.
“Akan menjadi sangat mahal untuk mempertahankan pendekatan seperti itu,” katanya.
Namun China tampaknya tidak mau mengambil risiko. Di Wuhan, pihak berwenang pada Selasa (3/8/2021) mulai menguji semua 12 juta penduduk setelah hanya tiga kasus varian Delta yang ditemukan.
Kota Sanmenxia dan Zhuhai juga telah memulai pengujian massal. Di Beijing, di mana ada lima infeksi, layanan kereta api dari 23 kota telah dibatalkan.
Jennifer Huang Bouey, pakar kebijakan senior China dan ahli epidemiologi di RAND Corporation, mengatakan bahwa bahkan dengan kontrol yang ketat, mungkin tidak realistis bagi pejabat di China untuk menurunkan kasus terbaru ini menjadi nol.
“Saya pikir mereka mungkin harus mempersiapkan orang punya toleransi yang lebih tinggi terhadap Covid-19,” kata Dr Huang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.