Dalam 12 bulan terakhir, ketika negara-negara di seluruh dunia berjuang untuk mengendalikan penyebaran virus, China menerapkan pendekatan "nol kasus" untuk warganya.
Baca juga: CDC: Varian Delta Menyumbang 93 Persen dari Semua Infeksi Covid-19 di AS
Dengan demikian, ada kasus-kasus sporadis di beberapa bagian negara, tetapi dengan cepat ditangani oleh pemerintah.
Dalam kurun waktu awal pandemi, sebelum munculnya varian Delta, strategi China tersebut cukup berhasil bahkan menumbuhkan perekonomian negara itu.
Keberhasilan tersebut lantas dibuat narasi bahwa sistem “Negeri Panda” lebih unggul daripada negara-negara Barat.
“Dilihat dari bagaimana pandemi ini ditangani oleh berbagai kepemimpinan dan sistem (politik) di seluruh dunia, (kita) dapat dengan jelas melihat siapa yang lebih baik,” kata Presiden China Xi Jinping awal tahun ini.
Dalam praktiknya, strategi tersebut terkait erat dengan kinerja pejabat daerah.
Baca juga: China Waspada Tinggi, Varian Delta Menyebar ke 5 Provinsi
Pada Sabtu (31/7/2021), Fu Guirong, direktur komisi kesehatan lokal di Zhengzhou, provinsi Henan, dipecat setelah kota tersebut melaporkan beberapa kasus positif.
Padahal tahun lalu, Fu diberi penghargaan nasional atas kontribusinya dalam upaya penanganan virus corona negara itu.
Menurut para ahli, Beijing berpikiran untuk menjaga kasus baru serendah mungkin sambil meluncurkan program vaksinasi massal nasional.
Namun, kebijakan tersebut China terlihat semakin berkurang,dan biaya penerapannya menjadi semakin tinggi," kata Huang Yanzhong, pakar kesehatan masyarakat China terkemuka di Dewan Hubungan Luar Negeri di New York.
“Anda dapat mempertahankan kebijakan ini selama satu tahun, tetapi karena virus akan bertahan lama, dapatkah Anda melakukannya lebih dari dua tahun? Tiga tahun? Atau empat tahun? Dan berapa biayanya?” tanya Huang.
Baca juga: Covid-19 di China: Penularan di Nanjing Paling Luas Setelah Wuhan
Sebagian masalahnya, menurut Huang, juga berkaitan dengan vaksin buatan Beijing.
“Kemanjuran vaksin China masih belum pasti mengingat data yang telah kita lihat sejauh ini. Dan di atas itu, virus terus bermutasi menjadi varian baru dari tempat lain,” tambahnya.
Tetapi terlepas dari kelemahan strategi China saat ini, yang lain berpendapat bahwa tidaklah realistis kalau Beijing secara resmi mengubah taktiknya hanya dalam semalam.
“China terlalu besar untuk berbelok dengan cepat,” kata Jin Dong-Yan, seorang profesor di sekolah ilmu biomedis Universitas Hong Kong.