Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa AS, Pasukan Khusus Afghanistan Akui Kondisi Sulit dan Terus Terpojok Lawan Taliban

Kompas.com - 04/08/2021, 17:07 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

Kapada AFP, Mayor Jenderal Alizai mengatakan mereka sekarang dilatih oleh warga Afghanistan lainnya.

Namun analis berpendapat pasukan khusus selalu terlalu bergantung pada bantuan asing, dari pengumpulan intelijen hingga logistik. Alhasil mereka pada dasarnya rentan terhadap penarikan AS dan NATO.

“Kami melihat kegagalan kebijakan itu, sekarang ada pengakuan alami bahwa jelas kami perlu melatih unit-unit ini untuk bertarung sendiri, sehingga mereka tidak membutuhkan kami lagi,” kata Helmus dari RAND.

Baca juga: Ada Mayat-mayat di Jalan Saat Perang Antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan Semakin Berkobar

“Ditinggalkan”

Dengan penarikan AS yang hampir selesai, unit elit pasukan khusus Afghanistan telah menjadi garis pertahanan terakhir melawan kemajuan Taliban.

“Satu-satunya hal yang menurunkan pergerakanTaliban saat ini adalah pasukan khusus dan angkatan udara,” Vanda Felbab-Brown, seorang rekan senior di Brookings Institution, mengatakan kepada AFP.

"Dan mereka digunakan secara berlebihan, mereka hanya diterjunkan dari satu area krisis ke area krisis lainnya -- memadamkan api tanpa benar-benar mematikannya."

Pengerahan cepat baru-baru ini telah mempertahankan Qala-i-Naw, ibu kota provinsi pertama yang diserang oleh Taliban sejak pasukan asing mulai ditarik pada Mei, serta Kandahar selatan dan Herat barat, untuk mencegah jatuhnya ibu kota provinsi di sana.

Di titik-titik panas ini, pasukan khusus Afghanistan sering mendapati diri mereka kewalahan dan tanpa penguatan lokal.

Pada Juni, satu unit yang terdiri dari sekitar dua lusin pasukan khusus, yang dikirim untuk memperkuat pertahanan lokal yang lesu, dilumpuhkan oleh Taliban di provinsi utara Faryab.

Rekaman yang diunggah online menunjukkan mereka dieksekusi setelah menyerah.

Baca juga: Taliban Eksekusi 22 Pasukan Komando Afghanistan meski Sudah Nyatakan Menyerah

Di antara mereka yang tewas adalah Mayor Sohrab Azimi, seorang bintang yang sedang naik daun di tentara Afghanistan. Kematiannya memicu kemarahan publik atas ketidakmampuan militer yang semakin terasa.

Ayahnya, pensiunan Jenderal Zahir Azimi, menggunakan media sosial untuk menuduh para pejabat gagal memberikan dukungan yang cukup kepada unit putranya.

"Dalam kasus ini, pasukan operasi khusus ditinggalkan begitu saja oleh tentara reguler," kata Felbab-Brown dari Brookings. "Mereka hanya membiarkan komando ‘tecabik-cabik’."

Ada kekhawatiran bahwa hasil brutal seperti itu menjadi kebiasaan, karena tentara Afghanistan menyerahkan lebih banyak wilayah kepada Taliban dan pasukan khusus dikerahkan untuk memerangi pertempuran dan semakin putus asa.

Tapi Mayor Jenderal Alizai menegaskan pasukannya bisa bertahan.

"Setiap hari kita kehilangan orang-orang hebat, orang-orang hebat, perwira yang sangat baik, NCO dan tentara," katanya.

"Itu tidak akan mempengaruhi moral siapa pun... kami siap menerima lebih banyak pengorbanan."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com