Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganda Putri China yang Dikalahkan Greysia-Apriyani Sempat Menyumpahi Pemain Korea Selatan

Kompas.com - 04/08/2021, 14:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

TOKYO, KOMPAS.com - Korea Selatan berencana untuk mengajukan pengaduan resmi setelah mendengar atlet China menyumpahi lawan tandingnya selama pertandingan badminton ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020.

Chen Qingchen (24 tahun) meneriakkan kalimat slang populer China berbahasa Mandarin yang bisa diartikan "b******", selama pertandingan badminton ganda putri melawan Korea Selatan pada Selasa (27/7/2021) yang disiarkan live di tv.

Baca juga: Kisah Persahabatan di Olimpiade Tokyo, Atlet Inggris Rajutkan Kardigan untuk Peloncat Indah Malaysia

Melansir CNN pada Rabu (4/8/2021), Chen berteriak biasa awalnya, tetapi kemudian meneriakkan kalimat yang kurang sopan setelah dia dan pasangannya, Jia Yifan, kehilangan satu poin lawan Korsel.

Kedua pemain badminton China lantas mengulangi kalimat sumpah serapahnya sepanjang sisa pertandingan, yang berakhir dengan kemenangan 2:1 melawan Kim Soyeong dan Kong Heeyong dari Korea Selatan.

Ganda putri China masuk ke babak final melawan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu dari Indonesia, yang berakhir kalah.

Baca juga: Kronologi Atlet Belarus Dilindungi Jepang Saat Dipaksa Pulang dari Olimpiade Tokyo

Teriakan Chen selama pertandingan badminton ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 diliput oleh media Korea Selatan secara luas, sehingga memicu kritikan para warganya.

Para warga Korea Selatan kritis menuduh atlet Olimpiade China itu berperilaku tidak sportif. Sebaliknya, banyak orang di China yang terhibur dengan penampilan Chen.

Di Weibo, media sosial China, para penggunaan memuji Chen yang penuh semangat kompetitif.

"Hahaha, tidak apa-apa Chen! Kita harus membangkitkan semangat!" salah satu komentar populer netizen yang dinggah di Weibo populer.

Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020: Cerita di Balik Karya Seni Raksasa di Sawah Jepang

"Terus lakukan. Kedengarannya indah! Harta nasional kita (Chen)," baca yang lain.

Pada Selasa (3/8/2021), asosiasi badminton nasional Korea Selatan mengatakan kepada CNN bahwa berencana untuk mengajukan aduan secara formal ke Federasi Badminton Dunia (WBF) atas insiden sumpah serapah itu.

Di tengah kontroversi, Chen mengetahui ada beberapa pihak yang tersinggung oleh sikapnya. Namun, ia mendeskripsikan itu sebagai cara memotivasi diri selama pertandingan yang sulit.

"Sebenarnya, itu hanya cara saya (memotivasi diri) untuk mendapatkan kemenangan," ujar Chen di Weibo.

Baca juga: Pakai Kondom untuk Bertanding, Peraih Medali Emas Olimpiade Tokyo Ini Ungkap Ceritanya

"Saya akan menyesuaikan ucapan saya," imbuhnya.

Sumpah serapah itu meskipun dianggap tidak sopan di China, tetapi telah biasa digunakan untuk mengungkapkan keheranan atau takjub, dan tidak membawa stigma yang sama dengan padanan bahasa Inggrisnya.

Chen bukan satu-satunya atlet China yang menggunakan fase tersebut selama Olimpiade Tokyo 2020.

Kalimat sumpah serapah juga diucapkan berulangkali oleh peraih medali emas angkat besi China, Shi Zhiyong, selama rutinitas latihan hariannya, sehingga beberapa penggemar justru menjadikannya meme populer di media sosial China.

Baca juga: Sejumlah Atlet Australia Menghancurkan Kasur Kardus di Olympic Village Sebelum Pulang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com