Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Myanmar Janjikan Pemilu dalam 2 Tahun

Kompas.com - 01/08/2021, 13:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pemimpin junta militer Myanmar menyatakan, pemilu sekaligus pencabutan status darurat akan digelar dua tahun lagi.

Negara di Asia Tenggara itu berada dalam krisis sejak junta menggulingkan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu.

Aksi kudeta itu membuat ribuan orang turun ke jalan dan bentrok melawan aparat keamanan, menyebabkan 900 orang tewas.

Baca juga: Junta Myanmar Tangkap Para Dokter yang Rawat Pasien Covid-19

Myanmar makin genting karena wabah Covid-19 menyebar, dengan rumah sakit kosong karena ditinggal tim medis pro-demokrasi.

Bank Dunia memprediksi ekonomi "Negeri 1.000 Pagoda" itu akan mengalami kontraksi hingga 19 persen pada tahun ini.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, pemimpin junta militer Min Aung Hlaing berjanji akan menggelar pemilihan di Agustus 2023.

"Saya berjanji bakal menghelat pemilihan multipartai tanpa gagal," tegas Aung Hlaing dikutip AFP Minggu (1/8/2021).

Pengumuman tersebut membuat Myanmar berada dalam cengkeraman junta selama 2,5 tahun. Lebih panjang dari janjti setahun yang mereka ucapkan beberapa hari setelah kudeta.

Junta mengeklaim mereka mengudeta pemerintahan karena menemukan adanya dugaan penipuan dalam pemilu November 2020.

Baca juga: Myanmar dalam Krisis Covid-19 Saat Para Dokter Bersembunyi Ketakutan Diburu Junta Militer

Bahkan, mereka mengancam akan membubarkan partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang jadi pemenang pemilu.

Pekan lalu, Tatmadaw (nama resmi junta) membatalkan hasil pemilihan, dengan mengeklaim menemukan 11 juta penipuan suara.

Suu Kyi dijadikan tahanan rumah, dan menghadapi gelombang dakwaan mulai dari melanggar aturan Covid-19 hingga mengimpor walkie-talkie secara ilegal.

Jika terbukti bersalah, penerima Nobel Perdamaian tersebut terancam mendekam dalam penjara lebih dari 10 tahun.

Baca juga: 2 Juta Vaksin Covid-19 Akan Diterima Junta Militer Myanmar dari Rusia

Puluhan ribu pegawai pemerintah dipecat karena mendukung Suu Kyi, maupun melakukan pembangkangan terhadap junta.

Dukungan terhadap NLD meningkat pada pemilihan 2020, dibandingkan yang mereka peroleh saat pemilu edisi 2015.

Asian Network for Free Elections dalam laporannya menyatakan, pemilu tersebut jelas mewakili hak politik rakyat Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com