Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Diyakini Tewas, Putra Gaddafi Keluar dari Persembunyian dan Niat Berlaga di Politik Libya

Kompas.com - 31/07/2021, 20:41 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Diperkirakan setidaknya sebanyak 25.000 warga sipil dan tentara tewas dalam perang saudara Libya.

Seperti ayahnya, Saif al-Islam ditangkap. Dia ditemukan di Libya selatan setelah rezim ayahnya runtuh, dan ditawan oleh kelompok milisi Libya di kota Zintan.

Kelompok milisi Libya menolak menyerahkannya ke ICC di Den Haag, yang telah mendakwanya atas kejahatan perang yang diduga dilakukan selama perang saudara.

Kelompok itu mengizinkannya diadili di Tripoli melalui tautan video, di mana dia dijatuhi hukuman mati pada 2015, tetapi belum ditindaklanjuti.

Kemudian dilaporkan bahwa Gaddafi telah dibebaskan oleh kelompok milisi Libya. Tetapi dia tidak muncul di depan umum lagi di tengah desas-desus bahwa dia telah meninggal atau berencana kembali ke politik. ICC menyerukan agar dia diserahkan untuk diadili.

Baca juga: Eks Presiden Perancis Bebas dari Tuduhan Curi Uang Muammar Gaddafi

Saif al-Islam menyatakan keyakinannya bahwa masalah hukum ini dapat dirundingkan, jika mayoritas rakyat Libya memilihnya sebagai pemimpin mereka.

Pada 2018, partai Front Populer Libya mengeklaim bahwa Gaddafi akan mencalonkan diri sebagai calon presiden, tetapi ia tidak pernah tampil di depan umum.

Pada 2020, dilaporkan oleh Bloomberg bahwa dua orang Rusia telah ditangkap di negara yang diduga terlibat dalam plot untuk menempatkan Gaddafi sebagai presiden Libya yang pro-Moskwa.

Dalam wawancara dengan New York Times, Gaddafi mengeklaim bahwa dia sekarang berteman dengan mantan penculiknya.

“Mereka sekarang adalah teman saya,” ujarnya, menambahkan bahwa kelompok milisi Libya menyadari dia bisa menjadi sekutu yang kuat.

Libya telah dilanda kekacauan sejak pemberontakan yang didukung NATO menggulingkan diktator Gaddafi pada 2011.

Perlawanan itu telah membagi negara Afrika Utara antara pemerintah yang didukung PBB di Tripoli, dan otoritas saingan yang setia kepada Hifter di timur. Faksi itu masing-masing didukung oleh kelompok bersenjata yang berbeda dan pemerintah asing.

Kembalinya Gaddafi ke politik Libya bisa jadi sulit, mengingat  sejumlah saingan potensial menghalangi jalannya.

Salah satu saingannya adalah Khalifa Haftar, jenderal yang menguasai sebagian besar Libya timur dan mendapat dukungan Rusia dan UEA. Lainnya, Fathi Bashagar, adalah mantan menteri dalam negeri Libya dan mendapat dukungan dari Turki dan pemerintah Barat lainnya.

Baca juga: 24 Juli dalam Sejarah, Berakhirnya Perang Libya - Mesir pada 1977

Oktober lalu, sebuah gencatan senjata ditandatangani, yang sebagian besar telah membekukan perang saudara yang telah berlangsung lama. Tetapi negara itu tetap terbagi antara timur dan barat dan penuh dengan pasukan asing dan tentara bayaran dari Rusia, Timur Tengah dan Afrika.

Sebuah kesepakatan antar-faksi telah dibuat untuk mengadakan pemilihan awal Desember. Tetapi para diplomat mengatakan mereka tidak memiliki banyak harapan untuk pemungutan suara yang akan dilakukan.

Ketika ditanya apakah merasa aneh mencari perlindungan di antara orang-orang Libya ketika dia dalam pelarian pada 2011, dia berkata: “Kami seperti ikan, dan orang-orang Libya seperti laut bagi kami.”

“Tanpa mereka, kita mati. Di situlah kami mendapat dukungan. Kami bersembunyi di sini. Kami bertarung di sini. Kami mendapat dukungan dari sana. Orang-orang Libya adalah lautan kami.”

Baca juga: AS Serukan Penarikan Semua Pasukan Rusia dan Turki dari Libya Sesuai Perjanjian

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com