Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpakaian Hitam-hitam, Ratusan Pemuda Malaysia Turun ke Jalan Tuntut PM Muhyiddin Mundur

Kompas.com - 31/07/2021, 16:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Ratusan pengunjuk rasa berbaris damai di pusat kota Kuala Lumpur pada Sabtu (31/7/2-21) menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Jalan di sekitar Lapangan Merdeka, tempat parade Hari Nasional sering diadakan, ditutup sementara karena aksi unjuk rasa Malaysia memenuhi jalan dengan berpakaian hitam turun ke jalan.

Baca juga: Keturunan Sunda, Mantan Pramugari Malaysia Ini Namanya Badjie Xatieqoutieqc

Demonstrasi tersebut diorganisir oleh koalisi kelompok pemuda dan masyarakat sipil, yang disebut Sekretariat Solidaritas Rakyat (Sekretariat Solidaritas Rakyat).

Ada yang membawa jenazah tiruan yang dibungkus kain putih untuk melambangkan tingginya angka kematian harian Covid-19 Malaysia, sebagai kritik terhadap penanganan pandemi oleh pemerintah.

Koalisi juga menyerukan sidang parlemen penuh dan moratorium pinjaman bank otomatis, untuk meringankan kesulitan yang dipicu oleh penguncian Covid-19 yang sedang berlangsung.

The Strait Times, Polisi lalu lintas dan polisi berpakaian preman terlihat berjaga di tempat kejadian. Beberapa marsekal mengenakan topi pengaman berwarna putih, dan petugas medis mengenakan topi pengaman berwarna merah juga hadir.

Kapolsek Kota Azmi Abu Kassim mengingatkan akan menindak siapa saja yang melanggar protokol kesehatan Covid-19 menyusul demonstrasi tersebut.

Baca juga: Anwar Ibrahim Ajukan Mosi Tak Percaya kepada PM Malaysia Muhyiddin Yassin

Menurut The Star, Komisaris Datuk Azmi, mengatakan polisi belum menerima aplikasi atau pemberitahuan dari panitia penyelenggara pertemuan yang diusulkan.

Polisi distrik pada Sabtu mengatakan mereka akan memanggil penyelenggara dan mereka yang mengambil bagian dalam rapat umum.

"Di bawah Perintah Kontrol Gerakan (Pembatasan Covid-19 Malaysia), tidak ada pertemuan publik yang diizinkan termasuk pertemuan sosial, dan kegiatan olahraga," Mohamad Zainal Abdullah, kepala polisi untuk distrik Dang Wangi, mengatakan pada konferensi pers.

Dia mengatakan polisi memperkirakan setidaknya 400 orang menghadiri unjuk rasa tersebut.

Tagar #Lawan bermunculan di media sosial Malaysia hari ini. Masyarakat menyuarakan haknya untuk dapat menyampaikan aspirasi secara damai, menyusul pemogokan yang minggu ini juga dilakukan oleh petugas kesehatan kontrak “Negeri Jiran”.

Baca juga: Dokter Malaysia Mogok, Parlemen Akhirnya Aktif Usai Tujuh Bulan Vakum Ditengah Lonjakan Covid-19

Aktivis pemuda Sarah Irdina (20 tahun), mengatakan dia ditahan selama hampir 11 jam, dua hari lalu, atas unggahan di Twitter-nya tentang protes yang direncanakan.

"Perlakuan tidak manusiawi pemerintah yang gagal terhadap mereka yang berjuang untuk Malaysia yang lebih baik. Inilah yang terus menyakiti kami orang Malaysia, ketika tugas mereka seharusnya melindungi kami. Inilah mengapa kami #lawan (berjuang)," tulisnya di Twitter, Jumat (30/7/2021).

Protes itu terjadi saat PM Muhyiddin menghadapi krisis konstitusional di tengah tekanan untuk mundur setelah bentrok dengan Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ahmad Shah.

Istana Malaysia pada Kamis (29/7/2021) bersikeras bahwa Raja tidak mendukung langkah sepihak pemerintah menarik peraturan di bawah keadaan darurat yang diterapkan pada Januari.

Keadaan darurat Covid-19 Malaysia akan berakhir pada Minggu (1/8/2021).

Sementara itu, seruan agar PM Muhyiddin diminta mundur bahkan muncuk dari sekutu Muhyiddin sendiri di partai UMNO.

Baca juga: 85 Persen Publik Malaysia Ingin PM Muhyiddin Yassin Mengundurkan Diri

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com