Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Sukses China Tangani Varian Delta, Bisakah Indonesia Tiru?

Kompas.com - 30/07/2021, 22:08 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Mereka tidak bisa membuat semua orang antre dengan menjaga jarak, banyak orang memotong antrean, yang lain memesan makanan ketika antre."

"Dan ketika antre, kami diberitahu bahwa alat tes habis, jadi kami kesal sekali."

Seorang warga Nanjing lainnya, Zhiming Yan, mengatakan pemerintahan setempat mengirimkan staf medis untuk melakukan tiga kali tes massal sejak munculnya kasus baru.

"Pada umumnya warga mematuhi seruan untuk dites," katanya kepada ABC.

"Seluruh fasilitas pendidikan ditutup."

"Sekolah dan taman kanak-kanak harus mendaftarkan rincian perjalanan, hasil tes PCR anak-anak dan orang tua mereka."

Pengawasan yang ketat dan pembatasan wilayah

China mendapat banyak pujian setelah memberlakukan lockdown ketat selama 76 hari di kota Wuhan di awal tahun 2020.

Saat itu seluruh warga di kota tersebut tidak diizinkan meninggalkan apartemen mereka.

Pemerintah China juga menutup hampir seluruh kota di provinsi Hubei, yang berdekatan dengan Wuhan, melarang semua jenis perjalanan. Model lockdown' ini yang kemudian diterapkan juga di Australia.

Sama seperti di Melbourne, lockdown ini berhasil menurunkan angka penularan, sementara kota-kota lain tidak mencatat lagi kasus penularan baru. Kalau pun ada penularan, penanganannya sangat cepat.

Karena itu perekonomian di China pulih dengan cepat, terlihat dari harga biji besi ekspor dari Australia yang naik tajam di China.

Sejak itu bentuk lockdown berubah-ubah, Pemerintah tidak lagi menutup seluruh kota, namun hanya menutup beberapa kompleks perumahan tertentu.

Baca juga: China Kecam Media Barat yang Pasang Foto “Jelek” Atlet Angkat Besinya

Semua warga di kawsan provinsi Yunan juga harus menjalani tes menyusul adanya kasus baru varian Delta.XINHUA/WANG GUANSEN via AP via ABC INDONESIA Semua warga di kawsan provinsi Yunan juga harus menjalani tes menyusul adanya kasus baru varian Delta.
"Pemantauan dan pengawasan lebih baik di China dibandingkan di Australia, khususnya karena kebanyakan warga tinggal di kompleks apartemen," kata Profesor John Nicholls dari University of Hong Kong.

"Ini berbeda dengan Australia di mana kawasan pemukiman terdiri dari rumah-rumah yang terpisah dan berjarak tanpa adanya kamera pemantau atau pengurus apartemen."

Model karantina hotel yang diterapkan di China bagi mereka yang datang dari luar negeri, yang juga diikuti banyak negara termasuk Australia, sekarang juga berubah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com