Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2021, 00:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Sembilan penerbang Amerika Serikat (AS) yang bertempur di medan Pasifik Perang Dunia II mengudara pada 2 September 1944.

Ironisnya, hanya satu yang akan selamat dari misi pengeboman mereka ke Kepulauan Bonin. Sisanya akan disiksa, dibunuh, dan dimakan dalam apa yang kemudian dikenal sebagai “Insiden Chichijima”.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Kanibalisme China Era 60-an Makan Keluarga Sendiri | Rusia Luncurkan Jet Tempur Siluman Terbaru, Tandingi F-35

Selama bertahun-tahun, Angkatan Laut AS mengaburkan kebenaran mengerikan tentang apa yang terjadi di Chichijima.

Seorang pengacara yang terlibat dalam persidangan perang atas kejahatan itu berkomentar: "Angkatan Laut AS tidak ingin orang-orang di tanah airnya tahu bahwa putra mereka dimakan."

Sementara satu-satunya orang yang lolos dari nasib buruk Insiden Chichijima adalah seorang pilot berusia 20 tahun, George HW Bush, ayah Presiden AS ke-43, George W Bush.

Kisah penyelamatan pilot termuda Angkatan Laut AS itu makin dikenal, terutama saat satu-satunya korban selamat dalam insiden ini naik menjadi Presiden ke-41 AS.

Adapun momen penyelamatan ketika anak kurus itu (Bush senior), ditarik dari rakit tiup kecilnya ke geladak kapal selam AS itu, berhasil di dokumentasikan oleh seorang pelaut Angkatan Laut AS.

Baca juga: Mengungkap Kanibalisme Brutal di Era Awal Komunis China Tahun 60-an

Misi Pengeboman Perang Dunia II

Angkatan Laut AS saat itu telah mengincar pulau Chichijima selama beberapa waktu. Meski berukuran kecil, letak pulau Chichijima yang strategis membuatnya signifikan.

Lokasinya sekitar 500 mil dari Jepang, menara radionya memungkinkan orang Jepang mengirim pesan jarak jauh. Dan dalam kondisi perang, pasukan AS jelas menginginkan fasilitas itu hancur.

Pada Juni 1944, kapal induk Amerika mengepung Chichijima dan mulai mengirim pilot untuk menghancurkan menara radio.

Tapi Jepang melakukan perlawanan sengit. Chichijima dijaga oleh 25.000 tentara Jepang, dan sistem pertahanan anti-pesawatnya dapat menghancurkan pesawat-pesawat Amerika hingga berkeping-keping.

Pada 2 September 1944, Amerika bersiap mencoba lagi. Kelompok yang dijadwalkan terbang pagi itu termasuk salah satu pilot termuda di Angkatan Laut AS, George HW Bush.

Mereka lepas landas pukul 07.15 waktu setempat dan berharap, kali ini berhasil menghancurkan menara radio Chichijima.

Baca juga: Kisah Balas Dendam Conquistador Spanyol atas Kanibalisme Penduduk Aztec

Tapi tidak butuh waktu lama bagi Jepang untuk melawan. Sistem pertahanan anti-pesawat pulau itu ditembakkan ke langit. Sekitar satu jam dalam misi, Bush menyadari bahwa pesawatnya telah ditembak.

“Pesawat itu terbakar. Kokpit mulai dipenuhi asap. Pesawat itu—saya pikir itu akan meledak,” kenang Bush kemudian.

Meskipun demikian, Bush terus terbang. Dia menjatuhkan dua bom di menara radio dan kemudian mendorong pesawat itu kembali ke laut lepas.

Bush ingin pergi sejauh mungkin dari Chichijima sebelum melompat. Dalam benaknya hal itu mungkin dapat membantunya menghindari penangkapan.

Ketika dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Bush memberi perintah kepada awak lainnya melalui operator radio untuk melompat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com