Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Hidup Sederhana Presiden Baru Peru: Rumah di Kampung Miskin, Istrinya Guru Desa

Kompas.com - 29/07/2021, 13:55 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

LIMA, KOMPAS.com - Sebagai presiden baru Peru, hidup Pedro Castillo sangat jauh dari kata elite. Ia berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di desa miskin, dengan istri yang bekerja sebagai guru.

Rumah dua lantainya terletak di pelosok Andes, salah satu distrik termiskin di Peru.

Istrinya, Lilia Paredes, saat ditemui kru Associated Press (AP), sedang mengemas barang-barang untuk pindah ke ibu kota.

Baca juga: Presiden Peru Manuel Merino Mundur Setelah 5 Hari Menjabat

Selama seminggu terakhir dia berkemas, melipat rapi kemeja suaminya, dan mengemas beberapa piring serta barang pecah belah lainnya di sela-sela kunjungan petani dari desa terdekat yang mampir untuk mengucapkan selamat tinggal.

Pedro Castillo, Lilia Paredes, dan dua anak mereka sedang dinanti istana kepresidenan bergaya neo-barok di Lima, itupun jika mereka mau tinggal di sana.

Castillo dilantik sebagai presiden baru Peru pada Rabu (28/7/2021), tak sampai dua minggu setelah menang pemilu putaran kedua 6 Juni.

Sama seperti istrinya, Castillo adalah guru pedesaan. Dia tidak pernah bekerja di kantor kepresidenan, tetapi berhasil mengalahkan lawannya, politisi sayap kanan Keiko Fujimori, dengan hanya 44.000 suara.

Paredes, sementara itu, belum yakin di mana dia, suaminya, dan dua anaknya akan tinggal mulai Rabu.

Dia juga tidak tahu di mana akan menyekolahkan anak-anak mereka setelah kelas dimulai.

Ibu negara Peru, Lilia Paredes (48), sedang melipat baju-baju suaminya di rumah mereka di Chugur, Peru, saat berkemas untuk pindah ke ibu kota Lima, Kamis (22/7/2021). Paredes menjadi ibu negara usai suaminya, Pedro Castillo, menang pemilu dan menjadi presiden baru Peru.AP PHOTO/FRANKLIN BRICENO Ibu negara Peru, Lilia Paredes (48), sedang melipat baju-baju suaminya di rumah mereka di Chugur, Peru, saat berkemas untuk pindah ke ibu kota Lima, Kamis (22/7/2021). Paredes menjadi ibu negara usai suaminya, Pedro Castillo, menang pemilu dan menjadi presiden baru Peru.
“Kami tidak punya properti di Lima,” katanya kepada Associated Press pekan lalu di terasnya yang berkabut di Chugur, sambil menggosok tangannya di tengah dinginnya musim dingin Andes.

“Kami orang pedesaan, dan hampir selalu, harus menunggu bertahun-tahun untuk memiliki properti di ibu kota."

"Kalau mereka menyuruhku tinggal di tempat lain, tetap saja, kami bukan raja yang tinggal di istana, kami bekerja. ”

Pendukung Castillo termasuk warga miskin dan pedesaan di negara Amerika Selatan tersebut.

Castillo memopulerkan frase "Tidak ada yang orang miskin di negara kaya," dan mengejutkan jutaan orang Peru serta pengamat dengan maju ke pemilu putaran kedua.

 

Perekonomian Peru yang merupakan produsen tembaga terbesar kedua di dunia hancur akibat pandemi virus corona, memicu tingkat kemiskinan lebih tinggi hingga hampir sepertiga dari populasi, dan menghilangkan keuntungan dalam satu dekade.

Fujimori sempat menggugat hasil pemilu dengan menuduh ada ribuan penipuan suara, tapi klaimnya tidak terbukti.

Baca juga: Keiko Fujimori Tuduh Ada Kecurangan dalam Pemilu Peru yang Ketat

Menolak mewah, tetap merendah

Presiden Peru yang baru, Pedro Castillo, memakai topinya lagi setelah melepasnya saat prosesi sumpah jabatan pada hari pelantikan di Lima, ibu kota Peru, Rabu (28/7/2021). Castillo adalah guru desa yang populer berkat slogan Tak ada lagi orang miskin di negara kaya, dan membuat kejutan dengan melaju ke pemilu putaran kedua lalu menang.AP PHOTO/FRANCISCO RODRIGUEZ Presiden Peru yang baru, Pedro Castillo, memakai topinya lagi setelah melepasnya saat prosesi sumpah jabatan pada hari pelantikan di Lima, ibu kota Peru, Rabu (28/7/2021). Castillo adalah guru desa yang populer berkat slogan Tak ada lagi orang miskin di negara kaya, dan membuat kejutan dengan melaju ke pemilu putaran kedua lalu menang.
Tidak seperti semua mantan presiden Peru selama 40 tahun terakhir, keluarga Pedro Castillo tidak memiliki rumah di Lima.

Paredes mengatakan, dia dan suaminya harus memutuskan apakah mereka akan tinggal di kediaman presiden, tetapi kemungkinan mereka akan menyebutnya rumah.

Dia sudah melihatnya dari luar tetapi tidak pernah masuk ke dalam, bahkan saat tur berpemandu yang ditawarkan selama masa pra-pandemi Covid-19.

Memilih tempat tinggal adalah keputusan penting mengingat slogan anti-elite yang digaungkan Castillo.

Slogan kampanyenya bisa dipertanyakan jika keluarganya pindah ke istana presiden yang mewah.

Lilia Paredes berangkat ke ibu kota membawa beberapa tas berisi makanan, termasuk kacang polong, buncis, tepung jagung manis, dan keju yang dibuat keluarga di rumah setelah memerah susu sapi mereka saat fajar.

Rumah keluarga yang dibangun Castillo lebih dari 20 tahun yang lalu, selanjutnya akan dirawat oleh kakak perempuan Paredes.

Keluarga Castillo juga membawa buku-buku pelajaran untuk Arnold (16) dan Alondra (9).

Paredes berharap anak-anaknya kuliah di universitas dan perguruan tinggi negeri. Dia bilang Arnold ingin belajar teknik sipil karena suka matematika.

“Alondrita akan melanjutkan belajar di sekolah umum,” kata Paredes.

Jika itu terjadi, akan menjadi pertama kalinya dalam beberapa dekade anak-anak presiden bersekolah di sekolah umum. Sebelumnya para presiden Peru lebih memilih sekolah swasta.

Baca juga: 9 Calo ICU Covid-19 Ditangkap, Jual Rp 300 Juta per Ranjang di Peru

Ibu negara Peru, Lilia Paredes (48), menggiring kerbau masuk kandang rumahnya di Chugur, Peru, Kamis (22/7/2021). Paredes adalah istri presiden baru Peru, Pedro Castillo, yang bergaya hidup sederhana dan menang pemilu berkat dukungan warga miskin serta pinggiran..AP PHOTO/FRANKLIN BICENO Ibu negara Peru, Lilia Paredes (48), menggiring kerbau masuk kandang rumahnya di Chugur, Peru, Kamis (22/7/2021). Paredes adalah istri presiden baru Peru, Pedro Castillo, yang bergaya hidup sederhana dan menang pemilu berkat dukungan warga miskin serta pinggiran..
Beberapa media lokal menyarankan Paredes mengenakan gaun haute couture dari desainer yang berbasis di Lima, tetapi dia dengan tegas menolak opsi itu.

Bu guru desa yang kini telah menjadi ibu negara itu memilih Lupe de la Cruz, seorang penjahit dari kota dekat Chugur, untuk membuatkan dua setelan bagi dia dan suaminya.

"Saya suka yang sederhana... Suami saya suka apa yang saya pakai, dan saya suka apa yang dia kenakan," katanya.

Paredes baru-baru ini membawakan de la Cruz dua potong kain wol coklat dan hijau.

Penjahit itu menunjukkan padanya sebuah majalah mode, dan ibu negara lalu memilih desain dua setelan jas.

“Dia tidak suka hiasan atau warna yang gemerlap,” kata de la Cruz beberapa hari kemudian di tempat jahitnya, penuh dengan kain, gunting, jarum, benang, dan penggaris.

Sebelum berangkat ke Lima, Paredes dan keluarganya menghadiri kebaktian di gereja Nazarene yang terletak beberapa meter dari rumah mereka.

Pastor Victor Cieza turut mengundang puluhan pendeta dari gereja-gereja evangelis lainnya dari desa-desa sekitar.

Gereja dengan dinding kuning dan atap seng itu kemudian dipenuhi tetangga yang mengenakan topi dan ponco wol seperti yang dikenakan Castillo.

Beberapa orang bernyanyi diiringi suara gitar dan merefleksikan pentingnya kerendahan hati.

“Semua orang mengenal kami, kami tidak akan pernah lupa dari mana kami berasal dan ke mana kami harus kembali karena jabatan itu tidak kekal,” kata Paredes di akhir kebaktian.

Baca juga: Presiden Peru Manuel Merino Mundur Setelah 5 Hari Menjabat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com