Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Xi Jinping ke Tibet Ancaman bagi India

Kompas.com - 28/07/2021, 13:39 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber The Week

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kunjungan yang dilakukan Presiden China Xi Jinping ke Tibet pada pekan lalu disebut sebagai ancaman bagi India.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Devin Nunes mengatakan.

Pekan lalu, tepatnya pada Rabu (21/7/2021), Xi memulai kunjungan tiga harinya tanpa pemberitahuan sebelumnya ke Nyingchi di Tibet, dekat perbatasan dengan Arunachal Pradesh.

Baca juga: Pertama Kali ke Tibet sejak Jadi Presiden China, Ini Agenda Xi Jinping

Dalam kunjungannya tersebut, Xi bertemu dengan para pejabat tinggi Komando Militer Tibet sekaligus meninjau proyek-proyek pembangunan di wilayah tersebut.

Selama kunjungannya ke Nyingchi, Xi juga mengunjungi Jembatan Sungai Nyang untuk memeriksa kelestarian ekologi di lembah sungai Brahmaputra.

Tahun ini, China menyetujui rencana untuk membangun bendungan besar di atas sungai Brahmaputra sebagai salah satu proyek rencana lima tahunannya.

The Week melaporkan, rencana pembangunan bendungan tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi India dan Bangladesh.

Baca juga: Dalai Lama: Pemimpin Spiritual Tibet yang Diasingkan ke India

Dalam sebuah sesi wawancara dengan Fox News, Nunes mengatakan bahwa kunjungan tersebut merupakan pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir seorang pemimpin China mengunjungi Tibet.

“Dan juga mengancam India. Mengancam India bahwa dia akan membangun proyek air besar, mungkin memutus aliran air ke India,” kata Nunes sebagaimana dilansir The Week, Selasa (27/7/2021).

Sembari mengumumkan bahwa India terancam setelah kehadiran Xi di Tibet, Nunes turut menyinggung kepemimpinan Presiden AS Joe Biden.

“Kenyataannya adalah bahwa orang China sedang berbaris, dan pemerintahan Biden membiarkan mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan," tutur Nunes.

Baca juga: 99 Jejak Kaki Dinosaurus Sauropoda Ditemukan di Batu Pasir Tibet

Nunes merupakan anggota senior Partai Republik di DPR AS. Selain itu, dia sempat menjabat sebagai ketua Komite Intelijen DPR AS sejak 2015 hingga 2019.

Kunjungan Xi ke Tibet terjadi di tengah ketegangan militer antara India dengan China mengenai perbatasan di Ladakh timur.

“Negeri Anak Benua” dan “Negeri Panda” terjerembab ke dalam kebuntuan militer di beberapa titik sengketa di Ladakh timur sejak awal Mei 2020.

China mengeklaim Arunachal Pradesh sebagai bagian dari Tibet Selatan. Namun klaim tersebut dengan tegas ditolak oleh India.

Baca juga: Dataran Tinggi Tibet Ternyata Pernah Punya Hutan Subtropis, Ini Buktinya...

Sengketa perbatasan India-China mencakup Garis Kontrol Aktual (LAC) sepanjang 3.488 kilometer.

Sejak menjadi Presiden China pada 2013, Xi telah menerapkan kebijakan tegas untuk meningkatkan kontrol keamanan di Tibet.

Beijing telah menindak para biksu Buddha dan pengikut Dalai Lama, yang meski diasingkan tetap menjadi pemimpin spiritual yang dikagumi secara luas di sana.

Baca juga: Petugas Polisi New York Didakwa Melakukan Spionase tentang Komunitas Tibet untuk Pemerintah China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Week
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com