Dalam menggambarkan upaya Afrika Selatan untuk mengekang pandemi, Ramapahosa menyesali kerusuhan dan kekerasan bulan ini, yang dipicu oleh pemenjaraan mantan presiden Jacob Zuma.
Menurutnya, kerusuhan itu seperti sedang "berjuang dalam perang di dua sisi."
Lebih dari 300 orang tewas dan lebih dari 2.500 orang ditangkap karena pencurian dan perusakan akibat kerusuhan di provinsi KwaZulu-Natal dan Gauteng. Sebanyak 25.000 tentara dikerahkan untuk membantu memadamkan kerusuhan.
Ramaphosa mengatakan pemerintahnya akan mencari ganti rugi untuk bisnis yang mengalami kerusakan lebih dari 20 miliar rand (1,35 miliar dollar AS setara Rp 19,5 trilium) dan juga akan membantu orang miskin Afrika Selatan.
Perusahaan asuransi milik negara, SASRIA, akan mempercepat klaim dari bisnis yang diasuransikan untuk kerusakan terkait kerusuhan.
Pemerintah kata dia, juga berencana mengumumkan langkah-langkah dukungan untuk bisnis yang lebih kecil dan tidak diasuransikan.
“Saya ingin memperjelas bahwa hukum dan ketertiban akan dipertahankan,” kata Presiden Afrika Selatan itu melansir AP.
“Akan ada penangkapan lebih lanjut, terutama mereka yang membuat konsep, merencanakan, dan melaksanakan tindakan ini yang telah menyebabkan begitu banyak kehancuran dan hilangnya nyawa.”
Baca juga: UPDATE Kerusuhan di Afrika Selatan Tewaskan 276 Orang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.