Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pejabat Inggris Yakini Kentut Juga dapat Sebarkan Covid-19

Kompas.com - 25/07/2021, 17:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

LONDON, KOMPAS.com - Sejumlah menteri pemerintahan Inggris mengungkapkan kekhawatiran pribadinya bahwa penyebaran Covid-19 dapat melalui kentut.

Beberapa pejabat secara pribadi menunjukkan bukti bahwa virus dapat menyebar melalui kentut di ruang terbatas, seperti kamar mandi atau toilet umum.

Seorang menteri tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Telegraph bahwa mereka telah membaca "hal yang terlihat kredibel" dari negara lain di seluruh dunia.

Baca juga: AstraZeneca Akan Produksi Lebih Banyak Vaksin Covid-19 untuk Asia Tenggara

Mereka mengklaim ada bukti "hubungan penulusuran terkait genom antara da individu dari bilik (toilet) di Australia", seperti yang dilansir dari The Sun pada Sabtu (24/7/2021).

Juga, ada beberapa "kasus penyakit yang terdokumentasi dengan baik menyebar melalui pipa limbah selama lockdown di Hong Kong".

Namun, para ilmuwan pemerintah belum mengkonfirmasi klaim tersebut.

Baca juga: Arab Saudi Larang Warga yang Belum Divaksin Covid-19 Masuk Mal dan Tempat Umum

Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris mengatakan dia tidak mengetahui Covid-19 itu dapat menyebar melalui kentut.

"Kami menyimpan bukti ilmiah terbaru dalam peninjauan," imbuh juru bicara itu.

Pengujian Covid-19 telah menemukan bahwa Covid-19 dapat ditemukan di kotoran. Namun, risiko penyebaran Covid-19 melalui kotoran dapat berkurang karena pakaian dalam dan pakaian dapat bertindak sebagai filter partikel berbahaya, seperti halnya masker wajah bekerja.

Baca juga: Walau Lockdown Lagi, Singapura Tetap Berencana Hidup bersama Covid-19

Pada Mei lalu, dokter Australia Andy Tagg menunjukkan bahwa kentut dapat menyebabkan Covid-19, setelah menganalisis serangkaian tes yang diambil dari pasien Covid-19 pada awal 2021.

Tagg mengutip tes yang mengungkapkan bahwa Covid-19 itu ada di kotoran dari 55 persen pasien dengan Covid-19.

Tagg menulis, “Ya, SARS-CoV-2 dapat dideteksi dalam tinja dan telah terdeteksi pada individu tanpa gejala hingga 17 hari setelah terpapar.”

Dia menambahkan bahwa mungkin SARS-CoV-2 dapat menyebar melalui tinja, tetapi "kami membutuhkan lebih banyak bukti".

Baca juga: Ejek Vaksin Covid-19, Pria Ini Meninggal karena Virus Corona

"Jadi ingatlah untuk memakai APD yang sesuai setiap saat dan tetap aman," serunya.

Pada awal pandemi Covid-19 Pusat Penanganan dan Pencegahan Penyakit China mengumumkan bahwa celana seharusnya menjadi penghalang efektif terhadap kentut yang mungkin membawa virus corona.

Badan kesehatan mengatakan bahwa kentut tidak mungkin menularkan virus asalkan pakai celana.

Namun, badan kesehatan memperingatkan bahwa jika pasien yang terinfeksi Covid-19 tidak mengenakan celana, dan mereka melepaskan sejumlah besar gas, maka orang lain, jika mereka mengendus gas itu bisa berisiko.

Baca juga: Ahli: Jarak 8 Minggu Antar-dosis Vaksin Pfizer Beri Kekebalan Terbaik Lawan Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com