Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Lockdown Parsial Kedua akibat Klaster Karaoke Plus-plus

Kompas.com - 20/07/2021, 17:29 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Angka harian kasus virus corona Singapura menyentuh tiga digit yaitu 195 kasus baru hari ini, tertinggi sejak 10 Juli 2020 ketika lonjakan kasus Covid-19 dari asrama pekerja asing melumpuhkan "Negeri Merlion".

Investigasi awal menunjukan adanya kaitan antara klaster karaoke plus-plus dan klaster pelabuhan ikan.

Diduga seorang pekerja pelabuhan ikan yang tertular Covid-19 juga bekerja pada malam hari sebagai pramuria di karaoke plus-plus atau KTV.

Buruh-buruh di pelabuhan ikan Jurong juga disebutkan sering mengunjungi karaoke plus-plus.

Baca juga: Mengenal KTV, Klaster Baru Covid-19 Singapura yang disebut Karaoke Plus-plus

Direktur Pelayanan Kesehatan Singapura Kenneth Mak menduga, virus corona di pelabuhan ikan berasal dari kapal ikan.

Mak mengatakan, varian Delta di pelabuhan ikan Jurong memiliki kemiripan dengan varian Delta di Indonesia.

Penyebaran cepat Covid-19 di puluhan pasar dan hawker sangat mengkhawatirkan, karena banyak warga lanjut usia yang rentan sering menghabiskan waktu makan, berkumpul, dan ngobrol..

Data terakhir menunjukan ada sekitar 200.000 lansia Singapura di atas 60 tahun yang belum menerima vaksin Covid-19.

Keputusan lockdown parsial Singapura juga mempertimbangkan daya tampung rumah sakit dan ruang perawatan intensif (ICU), yang dikhawatirkan kelebihan kapasitas jika banyak warga lansia tertular.

Terjadi setelah rencana berdamai dengan Covid-19

Warga Singapura terlihat bersantap di hawker Changi Village, Singapura Timur, Minggu siang (11/7/2021). Setelah sempat diizinkan bersantap maksimal lima orang, warga Singapura harus kembali bersantap maksimal dua orang mulai 19 Juli hingga 8 Agustus setelah meledaknya infeksi lokal klaster karaoke Covid-19KOMPAS.com/ERICSSEN Warga Singapura terlihat bersantap di hawker Changi Village, Singapura Timur, Minggu siang (11/7/2021). Setelah sempat diizinkan bersantap maksimal lima orang, warga Singapura harus kembali bersantap maksimal dua orang mulai 19 Juli hingga 8 Agustus setelah meledaknya infeksi lokal klaster karaoke Covid-19
Lockdown parsial ini adalah pukulan telak bagi Singapura, karena terjadi hanya sebulan setelah negera kota tersebut mengumumkan cetak biru atau blueprint rencana hidup bersama dengan Covid-19 yang endemik.

 

Strategi cetak biru Singapura adalah meningkatkan vaksinasi warga secepat dan setinggi mungkin.

Baca juga: Yakin Virus Corona Tak Bisa Lenyap, Singapura Berencana Tangani Covid-19 seperti Endemik

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung saat itu menyampaikan, Covid-19 akan dianggap seperti flu biasa karena mustahil bagi Singapura untuk terus bolak-balik lockdown dan membatasi gerak-gerik warganya. 

Singapura sendiri saat ini sedang berada dalam transisi memasuki new normal hidup berdampingan dengan virus corona.

Namun dengan diumumkannya lockdown parsial jilid dua, menjadi kali kedua warga "Negeri Singa" harus tetap di rumah tahun ini.

Lockdown parsial jilid pertama 2021 baru saja berakhir pada 13 Juni.

Meroketnya angka infeksi lokal varian Delta dari klaster Rumah Sakit Tan Tock Seng dan Bandara Internasional Changi memaksa Singapura lockdown dari 16 Mei hingga 13 Juni.

Baca juga: 7 Alasan Singapura Berani Hidup Bersama Covid-19, Tidak Semua Negara Bisa Tiru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com