Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barat Satukan Suara Desak Taliban Akhiri Serangan Kejam di Afghanistan

Kompas.com - 20/07/2021, 15:14 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Lebih dari puluhan misi diplomatik di Afghanistan pada Senin (19/7/2021) menyerukan untuk "diakhirinya" serangan kejam oleh pasukan Taliban, karena bertentangan dengan klaim mereka untuk melanjutkan kesepakatan politik damai.

Desakan diakhirinya kekerasan Taliban ditandatangani oleh Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan lebih dari puluhan misi lainnya di Kabul, mengikuti pembicaran Taliban yang tidak meyakinkan dengan pemerintah Afghanistan di Doha.

Pembicaraan dua pihak yang berselisih itu diharapkan dapat menjadi solusi damai dari konflik berdarah di tanah Afghanistan.

Baca juga: Tentara AS Tinggalkan Ribuan Kendaraan Tanpa Kunci di Pangkalan Bagram Afghanistan

"Serangan Taliban bertentangan dengan klaim mereka untuk mendukung negosiasi penyelesaian (konflik)," ujar sejumlah negara yang mengirimkan misi diplomatik dalam pernyataannya, seperti yang dilansir dari AFP pada Senin (19/7/2021).

"Itu (konflik) telah mengakibatkan hilangnya nyawa warga Afghanistan yang tidak bersalah, termasuk pembunuhan yang ditargetkan terus-menerus, imigrasi penduduk sipil, penjarahan, dan pembakaran gedung, serta penghancuran infrastruktur vital dan jaringan komunikasi," ungkapnya.

Selama berbulan-bulan kedua belah pihak telah bertemu di dalam dan di luar ibu kota Qatar, tetapi hanya mencapai sedikit yang mencapai sepakat.

Baca juga: Putri Dubes Afghanistan untuk Pakistan Diculik dan Disiksa, Kabul Murka

Disebut juga kesepakatan pemerintah Afghanistan-Taliban itu telah kehilangan momentum untuk dilanjutkan dibangun dengan sejumlah serangan yang dilakukan oleh Taliban membuat keuntungan besar di medan perang di pihaknya.

Sebuah pernyataan bersama yang dirilis pada Minggu (18/7/2021) malam waktu setempat mengatakan bahwa sedikit lebih dari yang mereka sepakati tentang perlunya mencapai "solusi yang adil", dan untuk bertemu lagi minggu depan.

"Kami juga sepakat bahwa tidak boleh ada jeda dalam negosiasi," kata Abdullah Abdullah, delegasi pemerintah Afghanistan, kepada AFP pada Senin (19/7/2021).

Abdullah mencatat bahwa tidak ada pihak yang saat ini mengejar gencatan senjata bersama selama pembicaraan, meskipun ada seruan yang mendesak dari masyarakat sipil Afghanistan dan masyarakat internasional untuk mengakhiri gelombang pertempuran.

Baca juga: Pemimpin Taliban Nyatakan Dukung Penyelesaian Konflik Afghanistan

Tawaran Turki

Menjelang KTT akhir pekan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa pemerintahannya juga berharap untuk memulai pembicaraan dengan Taliban tentang pengelolaan bandara Kabul, setelah pasukan AS menarik pasukan AS dari Afghanistan.

Sebelumnya, Taliban telah menolak Ankara untuk mengambil alih pengelolaannya.

"Kami akan melihat pembicaraan seperti apa yang akan kami lakukan dengan Taliban dan melihat ke mana pembicaraan ini akan berakhir," ujar Erdogan di Istanbul pada Senin (19/7/2021).

Turki telah bernegosiasi dengan pejabat pertahanan AS mengenai tawaran keamanan di bandara Kabul, yang merupakan lokasi strategis untuk memungkinkan negara-negara mempertahankan kehadiran diplomatik di negara yang dilanda perang itu setelah penarikan pasukan.

Pekan lalu, Taliban menyebut tawaran Turki "tercela".

Baca juga: Delegasi Afghanistan-Taliban Bertemu Lagi Bahas Pembicaraan Damai

Saat ini, pertempuran terus berkobar antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban, yang mana pemerintah membuat klaim untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang telah dikuasai Taliban.

Selama akhir pekan, pemimpin tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada merilis pernyataannya sendiri yang mengatakan bahwa dia "sangat mendukung" penyelesaian politik. Bahkan, ketika gerakan militan melanjutkan serangan besar-besaran di seluruh negeri.

Meskipun menjelang liburan Idul Adha, tidak ada pernyataan khusus yang menyebutkan seruan resmi untuk gencatan senjata di Afghanistan.

Selama bertahun-tahun, Taliban telah mengumumkan serangkaian gencatan senjata singkat selama hari raya Islam.

Namun, kelompok itu telah dikritik karena memanfaatkan momen itu untuk memasok dan memperkuat pasukan militan mereka.

Mereka meluncurkan serangan dengan gencar yang menghancurkan pasukan keamanan Afghanistan setelah gencatan senjata berakhir.

Beberapa negara dalam tahap akhir penarikan pasukan yang akan selesai pada akhir Agustus, ketika Taliban telah merebut sebagian besar wilayah di Afghanistan, merebut ratusan distrik, infrastruktur penyeberangan perbatasan utama dan mengepung ibu kota provinsi.

Baca juga: Afghanistan Klaim Pakistan Beri Bantuan kepada Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com