Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Eks Bos Nissan, Carlos Ghosn, Kabur dari Jepang dengan Masuk ke Peti

Kompas.com - 19/07/2021, 19:10 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

TOKYO, KOMPAS.com - Di suatu malam yang dingin pada Desember 2019, tepatnya pukul 22.30, mantan bos besar industri mobil terkemuka dunia meringkuk di dalam sebuah peti yang diangkut ke pesawat, menunggu untuk kabur dari Jepang.

"Pesawat itu dijadwalkan lepas landas jam 11 malam," kenang Carlos Ghosn.

"Tiga puluh menit menunggu di dalam peti di pesawat, menunggu lepas landas, kemungkinan adalah penantian terlama yang saya alami dalam hidup."

Baca juga: Lebih Canggih Mana? Ini Deretan Fitur Toyota Raize dan Nissan Magnite

Kini, untuk kali pertama, pria yang dulu dikenal sebagai bos mobil bermerek Nissan dan Renault itu mendetailkan upaya nekatnya untuk lolos dari jerat hukum.

Dalam wawancara khusus dengan BBC, Ghosn mengaku bagaimana dia menyamarkan diri di sudut-sudut kota Tokyo, lalu mengapa memilih peti untuk mengangkut alat musik sebagai cara untuk bisa kabur dari Jepang, serta kegembiraan yang dia rasakan saat akhirnya mendarat di negara asalnya, Lebanon.

"Yang paling mendebarkan adalah akhirnya saya bisa menceritakan kisah itu," ujarnya.

Ghosn ditahan pada November 2018 atas tuduhan dari Nissan bahwa dia tidak jujur melaporkan gaji tahunannya dan menyalahgunakan uang perusahaan, hal yang dia bantah.

Pada saat itu, Ghosn berposisi sebagai direktur produk mobil asal Jepang tersebut. Dia juga memimpin Renault asal Perancis dan juga aliansi antara dua pabrikan itu dengan Mitsubishi.

Pemangkasan anggaran yang dia lakukan di Nissan - awalnya kontroversial - pada akhirnya tampak telah menyelamatkan pabrikan itu dan dia praktis menjadi tokoh yang sangat dihormati dan dikenal.

Namun dia mengakui jadi "korban" perlawanan balik dari Nissan atas meningkatnya pengaruh Renault yang masih memiliki 43 persen saham perusahaan Jepang itu.

Serial dokumenter Storyville mengungkapkan secara detail kebangkitannya yang luar biasa sekaligus kejatuhannya dalam tayangan Carlos Ghosn: The Last Flight yang dijadwalkan tayang di BBC 4 pada Rabu 14 Juli.

Baca juga: Rocky dan Raize Hadir, Nissan Kerek Harga Magnite

"Syok dan trauma"

Saat mengenang penangkapannya di bandara Tokyo tiga tahun lalu, Ghosn berkata: "Ibarat ditabrak bus atau sesuatu yang benar-benar sangat menimbulkan trauma.

"Ingatan yang bisa saya tangkap hanyalah syok dan trauma," ujarnya.

Ghosn selanjutnya digelandang ke Pusat Tahanan Tokyo, dan begitu sampai langsung diberi seragam dan dikurung dalam sel.

"Tiba-tiba saya harus hidup tanpa jam, tanpa komputer, tanpa telepon, tanpa berita, tanpa pena - tidak ada apapun," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com