Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI Wisata Vaksin ke AS: Bisa Pilih Vaksin, Tidak Perlu Booking dan Tanpa Antre

Kompas.com - 19/07/2021, 18:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Guam terletak di sebelah timur Filipina dan sebelah tenggara China, semenanjung Korea dan Jepang.

September lalu, Guam sempat menjadi titik penularan virus corona di Amerika.

Namun akhir Juni lalu, wilayah tersebut meluncurkan program pariwisata vaksin "AirV&V" untuk mendorong warga setempat dan warga Amerika yang tinggal di Asia Timur untuk divaksinasi.

Menurut Pusat Pengunjung Guam, pelaku perjalanan yang memiliki izin diperbolehkan menerima suntikan vaksin sehari setelah kedatangan dan bebas berwisata di dalam negeri setelahnya.

Pelaku perjalanan harus membayar biaya karantina di hotel selama kurang lebih seminggu.

Mereka boleh memilih antara Pfizer, Moderna, atau vaksin Johnson & Johnson dan bisa menetap di pulau itu minimal tiga hari, atau sampai sebulan.

Kelompok pertama berisi tiga orang yang tiba di negara tersebut dengan pesawat charter adalah dari Taiwan pada tanggal 23 Juni.

Sejak itu, ratusan warga Taiwan ikut berlibur sekaligus divaksinasi di Guam.

Lion Travel, salah satu agen perjalanan terbesar di Taiwan mengatakan sudah menjual 439 kursi dari empat paket perjalanan ke Guam tanggal 6 Juli.

Paket tersebut termasuk penerbangan dan hotel, dengan harga paling murah sebesar 2.040 dollar Australia atau sekitar Rp 22 juta, tidak termasuk tes Covid.

Selebriti Thailand juga ikut tur vaksin di luar negeri

Hal serupa juga terjadi di Thailand yang sedang menangani gelombang ketiga Covid, dengan munculnya 3.000 kasus baru setiap harinya.

Orang kaya di sana, termasuk para selebriti, pergi ke luar negeri untuk divaksinasi Covid.

UNITHAI TRIP via ABC INDONESIA Perusahaan wisata Thailand menawarkan 'liburan vaksin' bagi yang bisa membayarnya.
Beberapa warga Thailand tidak mau menunggu giliran divaksinasi di pusat vaksinasi yang ada di stasiun kereta, pusat perbelanjaan, stadium olahraga dan bandara, yang menurut mereka membingungkan dan rumit.

Beberapa lainnya tidak percaya pada vaksin yang digunakan.

Maret lalu, Thailand mulai melakukan vaksinasi dengan Sinovac untuk petugas kesehatan dan warga rentan.

Vaksin tersebut terus digunakan sampai awal Juni, hingga akhirnya beralih ke AstraZeneca yang diproduksi oleh perusahaan milik Raja Thailand.

Sejauh ini, sekitar delapan juta warga Thailand telah divaksinasi dengan dosis pertama, kurang lebih 10 persen dari total populasinya.

Hampir lima persen dari total warga sudah menerima dosis kedua.

Paket tur vaksin dijual dengan harga hingga 8.300 dollar Australia (Rp 89 juta), meliputi kunjungan ke tempat wisata juga farmasi yang menawarkan vaksinasi.

Sebagian dari artikel ini diproduksi dari artikel ABC News dalam Bahasa Inggris yang bisa dibaca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com