Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Tenggara Alami Wabah Terburuk sejak Pandemi Dimulai, Indonesia Terparah

Kompas.com - 19/07/2021, 15:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

“Kita harus memiliki respons berdasarkan kesehatan masyarakat – deteksi dini, pengujian, dan penelusuran.”

Kolaborasi yang lebih besar antara negara-negara Asia Tenggara juga diperlukan, katanya, seraya menambahkan bahwa kawasan itu memiliki populasi yang sangat mobile.

“Itu sebabnya kami perlu berkolaborasi dengan pengujian dan penelusuran bersama jika tidak, kami tidak dapat mengontrol ini di wilayah ini.”

Baca juga: Kasus Terus Naik, Singapura Desak Orang yang Belum Divaksin Covid-19 di Rumah Saja

Kesenjangan vaksin Covid-19

Di Myanmar, kurang dari 4 persen populasi telah menerima satu dosis vaksin. Setelah kudeta militer pada Februari, kampanye vaksinasi negara itu runtuh, bersama dengan sistem kesehatan secara luas.

Situs berita independen Irrawaddy melaporkan pada Sabtu (19/7/2021) bahwa empat pemakaman utama di kota utama Myanmar, Yangon, telah mengalami salah satu minggu tersibuk mereka.

Pada Kamis (15/7/2021) saja, dilaporkan petugas penguburan memakamkan lebih dari 700 orang.

Di tempat lain, Vietnam, di mana jutaan lainnya menjalani lockdown, kurang dari 1 persen warganya menerima vaksin penuh. Thailand dan Filipina telah memvaksinasi lengkap kurang dari 5 persen.

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah memperingatkan tentang "pelebaran kesenjangan vaksin global". Negara-negara kaya didesak untuk mempercepat pengiriman vaksin mereka.

Peluncuran vaksin yang lambat di kawasan ini semakin diperburuk oleh penundaan produksi di Thailand.

Perusahaan milik kerajaan Siam Bioscience adalah pusat regional untuk vaksin Covid-19 AstraZeneca, dan dikontrak untuk memasok dosis ke negara-negara tetangga.

Perusahaan itu telah menunda pengiriman, dan Thailand sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan batasan pada ekspor vaksin Covid-19, untuk memprioritaskan populasinya sendiri.

Thailand, yang mencatat kurang dari 30.000 kasus kumulatif pada awal April, telah mengalami peningkatan beban kasus menjadi lebih dari 400.000.

WHO memperingatkan pada Jumat (16/7/2021) bahwa jumlah pasien Covid-19 Thailand yang sakit parah berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

Rumah sakit Thailand juga diprediksi akan terus menghadapi "beban yang sangat tinggi" selama beberapa hari dan minggu mendatang.

Pemerintah Thailand dikritik karena kampanye vaksinasi yang kacau dan lamban, dan karena gagal menerapkan pembatasan yang lebih ketat pada awal tahun.

Baca juga: Khawatir Lonjakan Covid-19 di Vietnam, Hanoi Perketat Pembatasan

Halaman:
Baca tentang
Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com