"Peramal cuaca... mengeluarkan peringatan, tetapi tidak ditanggapi serius dan persiapannya tidak memadai," kata Hannah Cloke, profesor hidrologi di Universitas Reading Inggris.
Beberapa warga juga sama sekali tidak menyadari risiko banjir hebat seperti itu. Puluhan orang ditemukan tewas di ruang bawah tanah mereka.
"Beberapa korban meremehkan bahaya dan tidak mengikuti dua aturan dasar saat hujan deras."
"Pertama, hindari ruang bawah tanah yang dimasuki air. Kedua, segera matikan listrik," urai Armin Schuster yang mengepalai BBK, lembaga negara dalam bencana alam, kepada harian Bild.
Baca juga: Agar Terhindar dari Banjir, Begini Persiapan yang Dilakukan Swiss
Beberapa ahli juga menyebut penyebab banjir Eropa adalah perencanaan kota yang buruk, dan meningkatnya jumlah bangunan di jantung kawasan industri padat penduduk.
Daerah yang terkena dampak diguyur hujan sangat deras dalam beberapa minggu terakhir, membuat tanah jenuh dan tidak mampu menyerap kelebihan air.
Ketika tanah ditutupi dengan bahan buatan manusia seperti beton, tanah kurang mampu menyerap air sehingga meningkatkan risiko banjir.
"Urbanisasi... memainkan peran. Akankah jumlah korban setinggi 40 tahun yang lalu?" tanya Jouzel.
Baca juga: Sebelum Banjir Bandang Eropa, Ilmuwan Peringatkan Perubahan Iklim Bisa Picu Hujan Lebat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.