"Kami cepat, tapi kami tidak secepat itu," kata van Oldenborgh yang juga merupakan ilmuwan iklim di Royal Netherlands Meteorological Institute.
Baca juga: UPDATE Banjir Bandang Eropa: 60 Orang Tewas, Puluhan Masih Hilang
Banjir bandang di Eropa terjadi hanya beberapa pekan setelah gelombang panas ekstrem yang menewaskan ratusan orang di Kanada dan AS.
Para ilmuwan sejak saat itu mengatakan, gelombang panas ekstrem "hampir tidak mungkin" terjadi bila tidak dipicu oleh perubahan iklim.
Pada Juni, Eropa juga mengalami gelombang panas ekstrem. Ibu kota Finlandia, Helsinki, misalnya, baru saja mengalami bulan Juni yang paling terik sejak 1844.
Sementara hujan lebat di Eropa pekan ini telah membuat ketinggian sungai di wilayah Eropa barat memecahkan rekornya.
"Saya takut hal itu terjadi begitu cepat," kata Hayley Fowler, seorang ahli hidroklimatologi di Newcastle University di Inggris.
Baca juga: UPDATE Banjir Bandang Eropa: 60 Orang Tewas, Puluhan Masih Hilang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.