Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden: Pandemi Terjadi kepada Mereka yang Enggan Divaksin

Kompas.com - 17/07/2021, 13:28 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber TVNZ

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan perusahaan media sosial sama saja membunuh orang karena gagal mengawasi misinformasi alias informasi yang salah di platform mereka tentang vaksin Covid-19.

Sebelumnya, seorang dokter sekaligus perwira tinggi militer Vivek Murthy menyatakan bahwa informasi yang salah tentang vaksin merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Padahal, banyak pejabat AS mengatakan bahwa vaksin terbukti ampuh mencegah kematian dan penyakit serius akibat virus corona.

Baca juga: Joe Biden Tingkatkan Upaya untuk Hadapi Serangan Ransomware di AS

Komentar Biden muncul saat dia ditanya wartawan mengenai platform seperti Facebook di mana informasi palsu atau menyesatkan tentang vaksin virus corona telah menyebar.

Biden lantas menjawab, “Mereka (perusahaan media sosial) membunuh orang-orang.”

Dia menambahkan, pandemi Covid-19 saat ini terjadi terhadap orang-orang yang menolak divaksinasi sebagaimana dilansir TVNZ, Sabtu (17/7/2021).

Murthy mengatakan informasi yang salah tentang Covid-19, yang disebut sebagai "infodemik" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sangat mematikan.

Baca juga: Biden Umumkan Proses Penarikan Pasukan AS di Afghanistan Selesai 31 Agustus

"Informasi yang salah merupakan ancaman yang mengancam dan berbahaya bagi kesehatan bangsa kita," kata Murthy dalam sambutannya di Gedung Putih.

Dia menambahkan, segenap elemen bangsa harus melawan informasi yang salah.

Murthy mengatakan, perusahaan teknologi dan platform media sosial harus membuat perubahan untuk mengawasi penyebaran informasi yang salah.

Dengan demikian, produk dan perangkat lunak mereka untuk mengurangi penyebaran informasi palsu sambil meningkatkan akses ke sumber-sumber resmi dan berbasis fakta.

Baca juga: Biden: Tidak Terhindarkan Afghanistan Dapat Jatuh di Tangan Taliban

Murthy bahkan menuding bahwa platform-platform tersebut bukannya melawan justru mendorong penyebaran informasi yang salah.

"Kami meminta mereka untuk melangkah. Kita tidak bisa menunggu lebih lama bagi mereka untuk mengambil tindakan agresif," kata Murthy.

Juru bicara Facebook Dani Lever menyatakan pihaknya tidak terganggu oleh tuduhan-tuduhan tersebut.

“Faktanya adalah bahwa lebih dari 2 miliar orang telah melihat informasi resmi tentang Covid-19 dan vaksin di Facebook, yang lebih dari tempat lain di internet,” kata Lever.

Baca juga: Serangan Ransomware Besar-besaran Menyasar AS, Biden Hadapi Tekanan

Dia menambahkan, lebih dari 3,3 juta orang AS menggunakan alat pencari vaksin Facebook untuk mencari tahu di mana dan bagaimana mendapatkan vaksin.

"Fakta menunjukkan bahwa Facebook membantu menyelamatkan nyawa. Titik," lanjut Lever.

Sementara itu, Twitter membuat unggahan bahwa pihaknya akan mendorong informasi kesehatan yang otoritatif.

Baca juga: Peringati Kemerdekaan AS, Joe Biden: Mau Divaksin Berarti Patriotik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber TVNZ
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Global
Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Global
Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com