Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

72 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Afrika Selatan Setelah Mantan Presiden Dipenjara

Kompas.com - 14/07/2021, 10:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

CAPE TOWN, KOMPAS.com - Lebih dari 70 orang tewas pada Selasa (13/7/2021) dalam kerusuhan di Afrika Selatan yang meningkat, dipicu oleh mantan presiden Jacob Zuma dipenjara.

Presiden Afrika Selatan saat ini Cyril Ramaphosa menggambarkan kondisi negaranya yang kacau dalam gelombang kekerasan, di mana protes mematikan yang belum pernah terjadi sejak berakhirnya rezim apartheid, 27 tahun silam.

Korban tewas akibat kerusuhan di Afrika Selatan itu selama hampir sepekan telah meningkat menjadi 72 orang, beberapa lainnya mengalami luka tembak, dan ada 1.300 orang ditangkap.

Baca juga: Afrika Selatan Tolak Klaim Berhubungan Seks 4-6 Jam Bisa Sembuhkan Covid-19

Pada Senin (12/7/2021) malam waktu setempat dalam bentrok di mal Ndofaya di Soweto, mengakibatkan 10 orang tewas, sebagian lainnya dilaporkan terluka saat tumpukan barang di gudang runtuh dan 4 petugas polisi terluka.

“Kami yakin lembaga penegak hukum kami dapat melakukan pekerjaan mereka dengan sukses," ujar menteri kepolisian Bheki Cele kepada wartawan, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Selasa (13/7/2021).

"Situasi saat ini di bawah pengawasan ketat dan kami akan memastikan tidak akan memburuk lebih lanjut," terang Cele yang menambahkan bahwa gangguan yang terjadi saat ini berisiko terjadinya kekeruangan ketersediaan obat dan bahan makanan di Afrika Selatan.

Kementerian Kesehatan mengatakan, gelombang kekerasan di Afrika Selatan telah mengganggu peluncuran program vaksinasi Covid-19 dan juga mengganggu akses ke layanan kesehatan, seperti penyaluran obat pasien tuberkulosis dan HIV.

Mereka yang memiliki janji untuk vaksinasi Covid-19 di daerah yang dilanda kerusuhan telah disarankan untuk membuat jadwal ulang.

Ada juga laporan tentang klinik yang dijarah dan masalah dengan pengiriman oksigen ke rumah sakit yang merawat korban gelombang ketiga Covid-19 yang melanda negara itu.

Kerusuhan di Afrika Selatan sejauh ini terbatas di dua provinsi yang paling padat penduduknya, yaitu Gauteng dan KwaZulu-Natal.

Gauteng adalah provinsi dari ibu kota Johannesburg, kota terbesar dan pusat ekonomi negara. KwaZulu-Natal adalah provinsi dari tempat kelahiran Zuma.

Baca juga: Protes Menyebar di Afrika Selatan setelah Penangkapan Mantan Presiden Zuma

Ada 26 kematian terjadi di KwaZulu-Natal dan 19 di Gauteng, termasuk 10 orang yang tewas dalam kerumunan massa saat penjarahan mal Ndofaya di Soweto.

Dalam peristiwa penjarahan itu orang-orang kabur membawa televisi besar, oven, pakaian, dan linen. Beberapa mengendarai mobil dan truk pickup ke toko-toko untuk memindahkan barang-barang.

Penjarahan juga terjadi di provinsi KwaZulu-Natal. Di ibu kota Pietermaritzburg, penjarahan banyak terjadi di toko-toko elektronik, daging, pakaian, dan perlattan olahraga.

Di pusat Durban, kota terbesar di KwaZulu-Natal, terjadi pembobolan yang meluas dan paramedis diserang.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com