KOMPAS.com - Memperingati tragedi berdarah 11 Juli 1995, di mana terjadi pembantaian kaum muslim Bosniaks di Kota Srebrenica, Bosnia dan Herzegovina, dunia seolah berhenti.
Genosida atau pembantaian massal adalah bagian dari sejarah, yang walaupun kelam, tak bisa dipungkiri pernah benar-benar terjadi.
Ratapan, darah, dan nyawa. Genosida selalu menyasar banyak manusia tak berdosa. Ada lima hal yang bisa didefinisikan sebagai genosida, yaitu bermaksud menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, kelompok nasional, etnis, ras atau agama.
Tak hanya tragedi di Srebrenica, berikut 4 pembantaian massal atau genosida yang menggores tinta hitam dalam sejarah.
Baca juga: Jenazah Anak Korban Genosida Ditemukan, Hari Kanada 2021 Dibatalkan
Sejak 1915, etnis Armenia yang tinggal di Kesultanan Ottoman, Turki, dikumpulkan, dideportasi, dan dieksekusi atas perintah legal pemerintah.
Pembantaian, pemulangan, deportasi paksa, dan kematian karena penyakit di kamp-kamp konsentrasi, diperkirakan menewaskan lebih dari 1 juta etnis Armenia, Asyur, dan Yunani antara tahun 1915 dan 1923.
Ketidakstabilan pemerintahan yang terjadi pasca-runtuhnya Kekaisaran Ottoman jadi pemicunya.
Baca juga: Sebut Azerbaijan Dibantu Turki, PM Armenia Paparkan Buktinya
Holocaust Nazi Jerman
Diktator Jerman Adolf Hitler menyebut pembantaian Yahudi sebagai solusi untuk memurnikan etnis.
Tak heran selama berkuasa mulai tahun 1933, Partai Nazi menerapkan strategi penganiayaan, pembunuhan, dan genosida yang terorganisir.
Enam juta orang Yahudi dan lima juta Slavia, ditambah banyak lagi lainnya, tewas dengan keji.
Hitler seolah memurnikan etnisnya dengan tumpahan darah manusia tak berdosa--yang malah mengotori pemerintahan kejamnya.
Baca juga: Serba-Serbi Tempat Kelahiran Adolf Hitler di Austria
Aksi Khmer Merah Kamboja
Kelompok Khmer Merah yang mengambil alih pemerintahan Kamboja pada 1975, langsung memburu para musuh politik yang dianggap bisa membahayakan pemerintahannya.