PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Haiti dan penggantinya saling bersaing untuk mengontrol negara, setelah Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh.
Claude Joseph adalah perdana menteri Haiti yang belum dalama ini mengundurkan diri. Namun, mengklaim masih bertanggung jawab atas negara Karibia itu dan menyatakan darurat militer saat negara jatuh dalam kekacauan.
Ariel Henry adalah perdana menteri pengganti Joseph yang telah ditunjuk oleh presiden pada pekan lalu dan belum dilantik secara resmi. Namun, ia mengklaim sebagai pihak yang memegang jabatan resmi perdana menteri.
Baca juga: 2 Warga AS Ditahan Terkait Pembunuhan Presiden Haiti
Pembunuhan Moise telah menyebabkan kerusahan politik, dan gelombang kekerasan antar geng, serta berkembangnya krisis kemanusiaan di negara termiskin di benua Amerika.
Moise diduga dibunuh oleh sekelompok warga asing terlatih, yang menyamar sebagai agen penegak obat AS dan menyerbu kompleks presiden di Port-au-Prince.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis (8/7/2021) bahwa mereka mengakui Joseph sebagai perdana menteri sementara Haiti yang sah, seperti yang dilansir dari The Sun pada Jumat (9/7/2021).
"Claude Joseph adalah incumbent di posisi itu. Dia menjabat sebagai perdana menteri sementara sebelum pembunuhan Presiden Moise. Kami terus bekerja dengan Claude Joseph seperti itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price.
Baca juga: Pembunuhan Presiden Haiti, Kronologi dan Terduga Pelakunya
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa AS mendorong pemilihan umum dilakukan Haiti pada akhir 2020.
"Kami tahu bahwa pemilihan umum yang bebas dan adil akan memfasilitasi transisi kekuasaan secara damai ke presiden yang baru terpilih, dan kami tentu saja terus mendukung lembaga-lembaga demokrasi Haiti," kata Psaki kepada wartawan, pada Kamis (8/7/2021).
Pertanyaan diajukan tentang legitimasi Joseph setelah Moise menunjuk Henry sebagai Perdana Menteri pada pekan lalu.
Kondisi politik diperumit dengan Rene Sylvestre, presiden sementara yang akan menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung telah meninggal karena Covid-19 pada Juni.
Dengan tidak adanya yang menjabat di posisi tertinggi dan berbagai faksi bersaing untuk mendapatkan kekuasaan, negara Haiti dalam ancaman kerusuhan massal warga sipil atau perang saudara.
Sementara pihak berwenang yang menangani kasus pembunuhan presiden Haiti telah menahan 17 tersangka yang terlibat, termasusk 2 warga negara ganda AS-Haiti.
Baca juga: Fakta Baru Pembunuhan Presiden Haiti, Ditembak 12 Kali
Pada Kamis (8/7/2021), polisi menangkap penduduk Miami James Solages (35 tahun), Joseph Vincent (55 tahun), bersama 15 warga negara Kolombia, yang mana 6 orang di antaranya adalah mantan anggota tentara.
Solages, yang tinggal di Fort Lauderdale, menggambarkan dirinya sebagai "agen diplomatik bersertifikat," dan politisi pemula di situs web untuk badan amal yang ia dirikan pada 2019 di Florida selatan.
Empat tersangka Kolombia lainnya diidentifikasi sebagai Alejandro Girardo Zapata (41 tahun), John Jairo Ramirez Gomez (40 tahun), Victor Albeiro Pinera Cardona (40 tahun), dan Manuel Antonio Groso Guarin (41 tahun).
Pejabat Haiti belum merilis nama-nama pria lain yang ditangkap.
Sebelumnya, polisi mengatakan 7 penyerang tewas, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Polisi terus melakukan pencarian terhadap tersangka lainnya.
Baca juga: 11 Terduga Pelaku Pembunuhan Presiden Haiti Ditangkap di Kedubes Taiwan
Kepala polisi Haiti Léon Charles mengatakan, “Orang asing datang ke negara kami untuk membunuh presiden. Kami akan membawa mereka ke pengadilan.”
Tiga dari tersangka, semuanya warga Kolombia, tewas dan 8 dilaporkan masih buron.
Mobil dibakar oleh penduduk setempat yang marah setelah berlangsung baku tembak antara polisi dan tersangka pembunuhan presiden Haiti.
Massa yang marah berkumpul di dekat kantor polisi di Petion-Ville pada Kamis (8/7/2021), dan membakar beberapa kendaraan yang mereka duga digunakan oleh orang-orang bersenjata.
Asap terlihat mengepul dari mobil yang dibakar di ibu kota Haiti, Port-au-Prince.
Baca juga: Polisi: Presiden Haiti Ditembak Mati 28 Anggota Regu Pembunuh dari Amerika dan Kolombia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.