Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pembunuhan Presiden Haiti, Dua Perdana Menteri Berebut Kekuasaan

Kompas.com - 09/07/2021, 23:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Haiti dan penggantinya saling bersaing untuk mengontrol negara, setelah Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh.

Claude Joseph adalah perdana menteri Haiti yang belum dalama ini mengundurkan diri. Namun, mengklaim masih bertanggung jawab atas negara Karibia itu dan menyatakan darurat militer saat negara jatuh dalam kekacauan.

Ariel Henry adalah perdana menteri pengganti Joseph yang telah ditunjuk oleh presiden pada pekan lalu dan belum dilantik secara resmi. Namun, ia mengklaim sebagai pihak yang memegang jabatan resmi perdana menteri.

Baca juga: 2 Warga AS Ditahan Terkait Pembunuhan Presiden Haiti

Pembunuhan Moise telah menyebabkan kerusahan politik, dan gelombang kekerasan antar geng, serta berkembangnya krisis kemanusiaan di negara termiskin di benua Amerika.

Moise diduga dibunuh oleh sekelompok warga asing terlatih, yang menyamar sebagai agen penegak obat AS dan menyerbu kompleks presiden di Port-au-Prince.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis (8/7/2021) bahwa mereka mengakui Joseph sebagai perdana menteri sementara Haiti yang sah, seperti yang dilansir dari The Sun pada Jumat (9/7/2021).

"Claude Joseph adalah incumbent di posisi itu. Dia menjabat sebagai perdana menteri sementara sebelum pembunuhan Presiden Moise. Kami terus bekerja dengan Claude Joseph seperti itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price.

Baca juga: Pembunuhan Presiden Haiti, Kronologi dan Terduga Pelakunya

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa AS mendorong pemilihan umum dilakukan Haiti pada akhir 2020.

"Kami tahu bahwa pemilihan umum yang bebas dan adil akan memfasilitasi transisi kekuasaan secara damai ke presiden yang baru terpilih, dan kami tentu saja terus mendukung lembaga-lembaga demokrasi Haiti," kata Psaki kepada wartawan, pada Kamis (8/7/2021).

Pertanyaan diajukan tentang legitimasi Joseph setelah Moise menunjuk Henry sebagai Perdana Menteri pada pekan lalu.

Kondisi politik diperumit dengan Rene Sylvestre, presiden sementara yang akan menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung telah meninggal karena Covid-19 pada Juni.

Dengan tidak adanya yang menjabat di posisi tertinggi dan berbagai faksi bersaing untuk mendapatkan kekuasaan, negara Haiti dalam ancaman kerusuhan massal warga sipil atau perang saudara.

Sementara pihak berwenang yang menangani kasus pembunuhan presiden Haiti telah menahan 17 tersangka yang terlibat, termasusk 2 warga negara ganda AS-Haiti.

Baca juga: Fakta Baru Pembunuhan Presiden Haiti, Ditembak 12 Kali

Para tersangka

Pada Kamis (8/7/2021), polisi menangkap penduduk Miami James Solages (35 tahun), Joseph Vincent (55 tahun), bersama 15 warga negara Kolombia, yang mana 6 orang di antaranya adalah mantan anggota tentara.

Solages, yang tinggal di Fort Lauderdale, menggambarkan dirinya sebagai "agen diplomatik bersertifikat," dan politisi pemula di situs web untuk badan amal yang ia dirikan pada 2019 di Florida selatan.

Empat tersangka Kolombia lainnya diidentifikasi sebagai Alejandro Girardo Zapata (41 tahun), John Jairo Ramirez Gomez (40 tahun), Victor Albeiro Pinera Cardona (40 tahun), dan Manuel Antonio Groso Guarin (41 tahun).

Pejabat Haiti belum merilis nama-nama pria lain yang ditangkap.

Sebelumnya, polisi mengatakan 7 penyerang tewas, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Polisi terus melakukan pencarian terhadap tersangka lainnya.

Baca juga: 11 Terduga Pelaku Pembunuhan Presiden Haiti Ditangkap di Kedubes Taiwan

Kepala polisi Haiti Léon Charles mengatakan, “Orang asing datang ke negara kami untuk membunuh presiden. Kami akan membawa mereka ke pengadilan.”

Tiga dari tersangka, semuanya warga Kolombia, tewas dan 8 dilaporkan masih buron.

Mobil dibakar oleh penduduk setempat yang marah setelah berlangsung baku tembak antara polisi dan tersangka pembunuhan presiden Haiti.

Massa yang marah berkumpul di dekat kantor polisi di Petion-Ville pada Kamis (8/7/2021), dan membakar beberapa kendaraan yang mereka duga digunakan oleh orang-orang bersenjata.

Asap terlihat mengepul dari mobil yang dibakar di ibu kota Haiti, Port-au-Prince.

Baca juga: Polisi: Presiden Haiti Ditembak Mati 28 Anggota Regu Pembunuh dari Amerika dan Kolombia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com