KOMPAS.com - "This is the end, beautiful friend.. This is the end, my only friend, the end.."
Dengan suara parau nan sendu, Morrison menyanyikan lagu bernuansa gelap itu diiringi bandnya, The Doors.
Lagu berjudul "The End" ini, mengandung lirik yang susah dimengerti. Bahkan, lagu ini sampai membuat The Doors dicekal saat tampil live karena dianggap mengandung bagian lirik yang vulgar.
Tapi, "The End" bisa jadi, sesuai judulnya, adalah gambaran masa depan dari penciptanya sendiri, Jim Morrison.
Gambaran bahwa segalanya akan segera berakhir. Segalanya, termasuk hidup Jim sendiri.
Baca juga: Buku Puisi dan Lirik Jim Morrison Akan Dirilis Juni 2021
Jim Morrison, adalah vokalis band The Doors yang disebut Billie Joe Armstrong dalam wawancaranya dengan Rolling Stone, 2011 lalu, sebagai "rockstar terakhir di muka bumi."
Dikenal pula sebagai "American Poet", Jim adalah sosok penggebrak, seorang rock and roller tulen yang tak mau berkompromi.
Menjadikan The Doors sebagai legenda, panutan, dan idola. Tak hanya dengan lagu-lagu macam "The End", " Light My Fire", atau "Break on Through to the Other Side," tapi juga dengan sikap murninya.
Tanpa tedeng aling-aling, berontak, menyuguhkan aksi panggung layaknya hewan, rock and roll tanpa lapisan yang tak mengenal kata "jaim".
Baca juga: Ari Lasso Buru Kembali Kaus The Doors Asli di Video Klip Kangen
Hari ini, bertahun-tahun lalu, tepatnya pada 3 Juli 1971, manifestasi lagu "The End" seolah menemukan bentuknya.
James Douglass Morrison, dinyatakan meninggal di puncak ketenarannya. Usia 27 tahun bagi Morrison sudah terlalu lama. Maka dia memilih pergi.
Menjauhi ingar-bingar, menemukan yang sejati.
Tubuh JIm ditemukan tak bernyawa oleh Pamela Courson, kekasihnya, di dalam bathup apartemen mereka di Rue Beautreillis, Paris.
Penyebabnya masih simpang-siur. Ada yang menyatakan Jim tewas karena overdosis heroin, ada pula yang menyebut Jim bunuh diri karena sudah begitu jengkel dengan hidup.
Baca juga: Merenungkan Kematian di Makam Jim Morrison
Tapi, legenda tetaplah legenda. Berpuluh-puluh tahun sejak kematiannya, makam Jim di pemakaman umum Pere Lachaise, di timur kota Paris masih ramai dikunjungi orang.
“James Douglas Morisson"
"1943-1971”
Tertulis dengan terang di batu nisannya. Nama sosok yang mencoba bersyair sepenuh hati, mendendangkan rock and roll semurni-murninya, tanpa tendensi mengubah dunia--tapi dunia yang kemudian berubah, dipengaruhi karya-karyanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.