Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjuk Rasa Tuntut Presiden Palestina Mundur Jabatan

Kompas.com - 28/06/2021, 07:32 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

RAMALLAH, KOMPAS.com - Sejumlah warga Palestina berunjuk rasa meneriakkan tuntutan untuk Presiden Mahmoud Abbas mundur dari jabatannya karena dituduh sebabkan kematian aktivis.

Protes warga telah berlangsung selama 3 hari di Tepi Barat karena kematian seorang kritikus vokal terhadap Otoritas Palestina (PA), Nizar Banat.

Menurut keluarga Banat, 20-an petugas memukuli kepala Banat dengan tongkat dan batang logam. Ia dikonfirmasi meninggal beberapa jam setelah penangkapannya.

Baca juga: Bentrok Warga Polisi Israel dan Palestina di Yerusalem Timur yang Diduduki

Setelah peristiwa itu, aksi protes terjadi dengan ratusan orang meneriakkan slogan menentang pemerintahan Abbas, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Sabtu (26/6/2021).

Para pengunjuk rasa memegang bendera Palestina dan poster Banat, lalu meminta Abbas yang berusia 85 tahun untuk mundur. "Rakyat ingin menggulingkan rezim," teriak mereka bersamaan dengan seruan, "mundur, Abbas!"

"Kami menginginkan reormasi politik total yang benar-benar mencerminkan kepentingan rakyat," kata pengunjuk rasa Esmat Mansour kepada kantor berita Reuters.

Ketika para pengunjuk rasa mulai berbaris ke kompleks kantor Abbas, sekelompok pendukung presiden memblokir demonstran itu, yang memicu aksi saling lempar batu antara kedua belah pihak.

Baca juga: Israel: Palestina Tahu Vaksinnya Hampir Kedaluwarsa dan Mau Menerima

Pasukan keamanan Palestina dengan perlengkapan anti huru hara menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah para pengunjuk rasa, membuat banyak orang berlari mencari perlindungan.

Belakangan, para pendukung Abbas berkumpul dalam unjuk rasa tandingan, dengan puluhan meneriakkan, “Orang-orang menginginkan Abbas sebagai presiden.”

Setidaknya 5 wartawan, 4 di antaranya perempuan, terluka dalam protes tersebut, termasuk koresponden Middle East Eye Shatha Hammad, yang wajahnya dipukul dengan tabung gas air mata.

Baca juga: Palestina Batalkan Terima 1 Juta Dosis Vaksin Hampir Kedaluwarsa dari Israel

Hammad mengatakan pasukan PA telah "sengaja menargetkan" wartawan, dan menggunakan polisi berpakaian preman untuk menyerang dan menangkap pengunjuk rasa.

Menurut sumber medis, setidaknya 20 orang terluka dalam bentrokan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan PA menunjukkan "perilaku kriminal".

“Penindasan brutal oleh dinas keamanan PA di Tepi Barat yang diduduki terhadap para demonstran adalah tindakan kriminal dan pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan norma kemanusiaan,” kata Qassem.

Baca juga: Israel Akan Kirim 1 Juta Vaksin Corona Hampir Kedaluwarsa ke Palestina

Ia menambahkan bahwa PA bertindak melawan “kepentingan nasional dan moral”.

Pada Kamis (24/6/2021), para demonstran telah membakar, memblokir jalan-jalan di pusat kota dan bentrok dengan polisi anti huru hara di Ramallah.

Warga Palestina juga berteriak menentang PA pada Jumat (25/6/2021) di pemakaman Banat di Hebron dan orang-orang bersenjata bertopeng melepaskan tembakan ke udara.

Ratusan orang juga berunjuk rasa menentang Abbas setelah salat Jumat di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Baca juga: Remaja Palestina Tewas Ditembak oleh Militer Israel dalam Bentrokan di Tepi Barat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com