Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Pandemi, Gangguan Mental "Kecanduan Game" Meningkat di Inggris

Kompas.com - 21/06/2021, 15:32 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

LONDON, KOMPAS.com - Jumlah anak-anak dan remaja yang memasuki perawatan untuk kecanduan game di Inggris meningkat selama setahun terakhir.

Para ahli percaya, pandemi yang mengakibatkan lockdown, punya peran kunci dalam peningkatan.

Klinik spesialis pertama di Inggris yang khusus merawat orang yang kecanduan game, membuka data validnya.

Baca juga: Video Viral Ayah Marahi Kasir Indomaret, Ini Kriteria Kecanduan Game

Di klinik yang dibuka pada 2019 ini--setahun setelah WHO mengakui kecanduan game sebagai kondisi medis--angka yang diperoleh The Guardian menunjukkan bahwa sudah ada 56 orang masuk perawatan antara Januari dan Mei tahun ini.

Kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, hanya ada 17 orang yang dirawat.

Baca juga: 5 Kasus Kecanduan Game Online, Bolos Sekolah 4 Bulan hingga Bunuh Sopir Taksi untuk Dapat Uang

Rumah sakit Nightingale yang juga mengkhususkan diri dalam perawatan gangguan kesehatan mental, juga alami peningkatan rujukan dan individu yang mencari pengobatan untuk kecanduan game dan teknologi. 

Mereka menyebut antara Maret hingga September 2020, jumlah konsultasi terkait kecanduan teknologi meningkat dua kali lipat.

Mayoritas yang berkonsultasi adalah orang tua yang mencari bantuan untuk anak-anak mereka yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda aneh.

Pada tahun ini saja, mereka mencatat jumlah konsultasi meningkat sampai empat kali lipat.

Baca juga: Jangan Hanya Dilarang, Korban Kecanduan Game Juga Harus Disembuhkan

Patrick Maxwell, terapis kecanduan utama di rumah sakit Nightingale, menyatakan bahwa pandemi punya dampak yang signifikan. Terutama bagi anak-anak yang banyak bermain game.

“Saya pikir adanya pandemi dan homeschooling memberi anak-anak lebih banyak paparan waktu layar ponsel,” ujar Maxwell.

“Karena mereka berada di rumah, kesadaran orang tua tentang berapa banyak waktu yang digunakan anak mereka di depan ponsel juga meningkat. Hal itu memicu kecemasan dalam diri orang tua saat mengamati anak-anaknya," tambahnya.

Baca juga: Kontroversial, WHO Putuskan Kecanduan Game sebagai Gangguan Mental

Sementara itu, Dr Henrietta Bowden-Jones, pemimpin ahli kecanduan game di Royal College of Psychiatrists mengatakan, penutupan sekolah selama lockdown berdampak signifikan pada anak muda yang mengidap gangguan permainan.

“Banyak pasien muda kami melaporkan mereka bermain lebih lama dan kompulsif, sehingga meminggirkan minat dan aktivitas lain, termasuk waktu untuk keluarga," ujar Bowden-Jones.

"Untuk beberapa pasien, peningkatan permainan menyebabkan perubahan dalam dinamika keluarga. Upaya orang tua untuk memblokir permainan menyebabkan anak-anak merespons dengan kemarahan dan terkadang, dengan agresi fisik," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com