Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ladang Minyak Baru di Hutan Afrika Ancam Kehidupan 130 Ribu Gajah

Kompas.com - 21/06/2021, 14:22 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

GABORONE, KOMPAS.com - Proyek eksplorasi terbaru di Botswana dan Namibia disebut bisa jadi ancaman bagi ekosistem, komunitas lokal, dan satwa liar yang mendiami wilayah itu, terutama gajah Afrika.

Dilansir The Guardian, ahli konservasi setempat menyatakan, ratusan ribu gajah Afrika berada di bawah ancaman, menyusul rencana pembukaan ladang minyak baru yang besar di salah satu hutan belantara besar terakhir di benua Afrika.

Para pegiat alam dan konservasionis khawatir usulan ladang minyak yang membentang di Namibia dan Botswana itu akan menghancurkan ekosistem regional, satwa liar, serta komunitas lokal.

Baca juga: Resmi, Dua Spesies Gajah Afrika Masuk Daftar Terancam Punah

Rencana eksplorasi alam ini disebut jadi ancaman terbaru bagi gajah Afrika.

Sebelumnya, ratusan di antaranya telah mati secara misterius selama satu tahun terakhir.

Para ilmuwan memang sedang mencoba menemukan penyebab kematian. Tapi, mereka percaya bahwa kematian gajah kemungkinan terkait dengan meningkatnya jumlah ganggang beracun yang disebabkan oleh pemanasan global, yang ditemukan di lubang air mereka.

Baca juga: Terkuak Kematian Ratusan Gajah Afrika di Botswana, Ini Penyebabnya

“Perburuan bahan bakar fosil (minyak) oleh ReconAfrica terus berlanjut. Kami tidak dapat memahaminya,” kata Rosemary Alles dari Global March for Rhinos and Elephants.

“Kurang dari 450.000 gajah masih bertahan hidup di Afrika, setelah sebelumnya berjumlah jutaan. 130.000 di antaranya mendiami wilayah yang akan dijadikan eksplorasi minyak."

"ReconAfrica merencanakan hal yang salah karena menempatkan para gajah dalam risiko langsung,” tambahnya.

Baca juga: Pertama Kali, Ahli Hitung Populasi Gajah Afrika dari Luar Angkasa

ReconAfrica, perusahaan yang jadi perhatian para pemerhati lingkungan Afrika, bergerak di bidang minyak dan gas.

Terdaftar di bursa saham di Kanada, AS dan Jerman, ReconAfrica disebut telah menyewa lebih dari 34.000 km persegi tanah di Cekungan Kavango.

Pekerjaan eksplorasi seismik pun sudah dimulai. Para ahli mengatakan, ladang minyak baru itu bisa menjadi salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

ReconAfrica memperkirakan, potensi minyak yang dihasilkan bisa berkisar antara 60 sampai 120 miliar barel. Jumlah ini bisa bernilai miliaran dollar bagi ekonomi regional.

Baca juga: Inspirasi Energi: Bagaimana Proses Pencarian dan Produksi Minyak Bumi?

Di sisi lain, Pemerintah Namibia menyatakan bahwa sejauh ini, hanya izin eksplorasi yang sudah diberikan. Operasi produksi apa pun belum diizinkan.

Sumur eksplorasi ReconAfrica, juga dikatakan tidak terletak di kawasan konservasi atau lingkungan sensitif, sehingga tidak akan berdampak signifikan pada satwa liar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com