Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Meninggal Covid-19 Capai 500.000 Orang, Presiden Brasil Dituntut Mundur

Kompas.com - 21/06/2021, 08:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

BRASILIA, KOMPAS.com - Presiden Brasil Jair Bolsonaro dituntut untuk mundur, buntut korban meninggal Covid-19 yang mencapai 500.000 orang.

Bolsonaro dituding tidak saja mempercepat vaksinasi, melainkan mempromosikan obat yang belum terbukti secara ilmiah.

Selain itu, presiden berjuluk "Donald Trump dari Negeri Tropsi" tersebut juga mempertanyakan perlunya memakai masker.

Baca juga: Brasil Capai 500.000 Kematian Covid-19, Kondisi Lebih Buruk Masih Mengancam

Pada Minggu (20/6/2021), otoritas kesehatan mengumumkan 2.301 kematian karena virus corona dalam 24 jam terakhir.

Pakar khawatir jika wabah Covid-19 ini bakal makin buruk karena pemerintah tidak tanggap menanganinya.

Di pusat kota Rio de Janeiro, demonstran membentangkan spanduk bertuliskan "500.000 kematian, ini salah Bolsonaro".

Beberapa pengunjuk rasa membentangkan tulisan "Enyahlah Bolsonaro. Penguasa kelaparan dan pengangguran".

Media Brasil dikutip Sky News memberitakan, unjuk rasa menuntut Jair Bolsonaro mundur terjadi di 44 kota.

Situasi makin buruk karena baru 11 persen warga dewasa yang divaksin penuh. Sementara 29 persen rakyatnya mendapat dosis pertama.

Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 di Brasil Capai 500.000 Orang, Presiden Tetap Tolak Pembatasan Sosial


Salah satu produsen vaksin Pfizer mengungkapkan, mereka sudah menawarkan kepada Brasilia antara Agustus dan November 2020.

Tetapi, disebutkan pemerintahan Bolsonaro melewatkan peluang untuk mendapatkan vaksin lebih awal.

"Kami menentang rezim pembunuh Bolsonaro yang tidak membeli vaksin dan mengabaikan rakyatnya," kata salah satu demonstran.

Pendemo lain menuturkan, "Negeri Samba" dulunya merupakan teladan dalam upaya vaksinasi dunia.

"Kami mempunyai institusi yang diakui dunia. Namun, kini Brasil mengalami kemunduran besar. Kami berada di situasi menyedihkan," paparnya.

Gonzalo Vecina, mantan kepala regulator kesehatan Anvisa memprediksi, korban meninggal Covid-19 bisa mencapai 800.000 orang sebelum mendapat kekebalan.

Baca juga: Pawai Motor Tanpa Masker, Presiden Brasil Didenda Rp 1,6 Juta

"Kami sudah mengalami adanya varian baru. Varian dari India ini akan mengirim kami ke jurang," keluhnya.

Raphael Guimaraes, peneliti di pusat biomedis berkata, dia takut jika kematian mencapai 3.000 per hari seperti Maret dan April lalu.

Saat ini, salah satu negara besar di Amerika Selatan tersebut melaporkan 100.000 kasus infeksi per hari.

"Kami masih berada di kondisi kritis. Transmisi begitu tinggi dengan tingkat okupansi rumah sakit gawat di banyak tempat," papar Guimaraes.

Mei lalu, sebuah jajak pendapat menyatakan popularitas Bolsonaro anjlok, di mana hanya 24 persen warga yang merasa pemerintahannya mumpuni.

Survei yang sama mengindikasikan mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva akan menang jika pemilu digelar tahun ini.

Baca juga: Serrana, Kota Paling Sehat di Tengah Ancaman Covid-19 di Brasil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com