PERTEMUAN pemimpin negara-negara kaya yang tergabung dalam G-7 sedianya diadakan di Amerika Serikat (AS) tahun lalu. Pandemi Covid 19 membuat pertemuan itu batal. Baru pada 11-13 Juni lalu, G-7 mengadakan pertemuan di Cornwall, Inggris.
Inilah pertemuan pertama mereka sejak Covid 19 mendera dunia. Maka wajar jika masalah pandemi menjadi salah satu mata agenda. Untuk mengatasi pandemi, G7 mengeluarkan Deklarasi Carbis Bay.
Deklarasi antara lain memuat komitmen negara anggota untuk mencegah pandemi tidak terulang lagi. G7 berupaya mempercepat proses pengembangan, izin produksi dan distribusi vaksin, serta perawatan dan diagnosa penyakit baru hanya dalam waktu 100 hari.
Yang tak kalah menarik, disamping program untuk mengatasi pandemi, G7 juga mencanangkan program pembangunan infrastruktur Building Back Better World.
Rencananya melalui program ini G7 menggelontorkan dana miliaran dollar AS untuk membantu pembangunan infrastruktur di negara berkembang.
Membicarakan isu dunia dan membuat program pembangunan internasional merupakan agenda rutin bagi G7. Tetapi membahas isu pandemi dan infrastruktur, manakala dunia menyaksikan kebangkitan China dalam panggung politik internasional, hal itu menjadi menarik.
Bagaimana membaca agenda G7 itu dalam perspektif hubungan AS dan China akhir-akhir ini?
Bagi pengamat politik internasional, rivalitas antara AS dan China dalam perebutan pengaruh di arena politik global sudah kasat mata. AS merasa gusar dengan kebangkitan ekonomi China. Kekhawatiran yang bisa dimengerti.
Tetapi mengapa justru isu pandemi dan infrastruktur yang menjadi sorotan?
Memang isu Covid 19 dan infrastruktur ini berkait-kelindan dengan rivalitas AS dan Barat di satu pihak dengan China di pihak lain.
Setidaknya ada tiga fenomena yang bisa menjelaskan bagaimana Covid 19 menjadi katalis sehingga membuat rivalitas AS dan Barat dengan China makin bereskalasi.
Pertama, sejak pandemi merebak pada awal tahun lalu, China dituduh AS sebagai sumber dari virus celaka itu.
China pun balik menuduh: justru virus itu dibawa oleh tentara AS yang mengikuti kompetisi militer di Wuhan.
Dari sinilah bermula ketegangan AS-China terkait isu Covid 19.
Kedua, ketika benua Eropa mulai diharu-biru oleh Covid 19, nampak sekali kegalauan anggota Uni Eropa (UE) dalam menangani dampak pandemi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.