Saat berada di Brussel, Biden mengatakan akan merinci garis merah-nya saat bertemu dengan Putin.
"Saya tidak mencari konflik. Kami akan merespons jika Rusia melanjutkan kegiatan berbahayanya,” ukar Biden.
Setelah sebelumnya mencirikan Putin sebagai pembunuh, Biden kemudian menyebut pemimpin Rusia itu sebagai musuh yang layak.
Dan setelah seluruh retorika dilontarkan, Gedung Putih dan Kremlin sama-sama mengaku terbuka untuk melakukan bisnis secara terbatas.
Baca juga: 3 Harapan Gedung Putih dari Pertemuan Biden dan Putin
Para pejabat menunjuk pada perpanjangan perjanjian pembatasan senjata nuklir New START sebagai contoh diplomasi yang sukses.
Menurut pejabat Rusia dan AS, satu langkah kecil yang mungkin terjadi adalah penempatan kembali duta besar di masing-masing negara.
Pasalnya, pada Maret kedua negara sempat menarik pulang duta besarnya baik dari Moskwa atau dari Washington.
Tidak seperti 2018, ketika pendahulu mantan Presiden AS Donald Trump bertemu Putin di Helsinki, tidak akan ada konferensi pers bersama di akhir pertemuan.
Baca juga: Jelang Pertemuan Pertama Biden dan Putin Saat Hubungan AS-Rusia di Titik Terendah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.