Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana Menteri Palestina: Naftali Bennett dan Benjamin Netanyahu Sama Buruknya

Kompas.com - 15/06/2021, 08:06 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

RAMALLAH, KOMPAS.com - Perdana Menteri Palestina melihat pemerintahan baru Israel yang dipimpin Naftali Bennett, seorang pendukung pemukiman, sama buruknya dengan Benjamin Netanyahu.

Penggulingan Benjamin Netanyahu terjadi setelah berlangsungnya salah satu "periode terburuk" konflik Israel-Palestina yang meletus pada 10 Mei lalu.

"Kami tidak melihat pemerintahan baru ini lebih baik dari sebelumnya, dan kami mengecam perdana menteri baru Naftali Bennett yang mendukung pendudukan Israel," kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh.

Baca juga: Netanyahu Lengser dari PM Israel, Palestina: Periode Terburuk Berakhir

Sudah ada ratusan ribu orang Yahudi Israel yang mencaplok tanah Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

“Pemerintah baru tidak memiliki masa depan, jika tidak mempertimbangkan masa depan rakyat Palestina dan hak-hak mereka yang sah,” tambah Shtayyeh.

Seorang mantan pemimpin pemukim sayap kanan, Bennett berbicara kepada kabinetnya yang baru dilantik pada Minggu (13/6/2021) malam waktu setempat, mengatakan negara itu "dalam awal hari baru".

Baca juga: Lengserkan Rezim 12 Tahun, Ini Janji dan Tantangan PM Baru Israel Naftali Bennett

Perdana Menteri baru Israel telah menyatakan bahwa akan mempertahankan kendali penuh atas semua tanah yang didudukinya. Ia menyerukan Israel untuk lebih kuat dalam menyerang Gaza.

Bennett pernah menjadi kepala staf Netanyahu dan anggota partai Likud-nya, tetapi mereka kemudian saling bersaing sengit.

Pada Senin (14/6/2021), Bennett dan Netanyahu mengadakan pertemuan 30 menit untuk secara resmi mentransfer kekuasaan. Namun, keduanya melewatkan kesempatan sesi foto dan menyampaikan harapan publik bersama dalam prosesi serah terima jabatan.

Baca juga: Pemerintahan Baru Israel Dikhawatirkan Bisa Lebih Keras ke Palestina


Beberapa pemimpin dunia secara terbuka mengucapkan selamat kepada Bennett.

Sementara, terlepas dari kenyataan bahwa pemerintahan baru tersebut telah secara eksplisit berjanji untuk tidak melakukan upaya untuk mengakhiri pendudukan Israel, beberapa tokoh duni tetap menyoroti perlunya mengejar perdamaian Israel-Palestina dalam pesan ucapan selamat mereka.

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan Ottawa “tetap teguh dalam komitmennya untuk solusi dua negara, dengan Israel dan Palestina hidup dalam damai, keamanan, dan martabat, tanpa rasa takut serta dengan menghormati hak asasi manusia mereka”.

Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Joe Biden, dalam panggilan telepon dengan Bennett, “menyampaikan bahwa pemerintahannya bermaksud untuk bekerja sama dengan pemerintah Israel dalam upaya untuk memajukan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bagi Israel dan Palestina”.

Baca juga: PM Israel Naftali Bennett Ahli Berbisnis, Pernah Tarik Investor Jutaan Dolar AS

Pernyataan sebelumnya mengatakan presiden AS berharap dapat bekerja dengan Bennett. "Israel tidak memiliki teman yang lebih baik dari pada Amerika Serikat," katanya.

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, mengatakan dia menantikan untuk memperkuat kemitraan UE-Israel “untuk kemakmuran bersama dan menuju perdamaian dan stabilitas regional yang langgeng”.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com