Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Netanyahu Lengser dari PM Israel, Palestina: Periode Terburuk Berakhir

Kompas.com - 15/06/2021, 07:21 WIB

RAMALLAH, KOMPAS.com - Tergulingnya Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri Israel menutup bab tentang salah satu periode terburuk konflik Israel-Palestina.

Pernyataan itu disampaikan Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh pada Senin (14/6/2021).

"Lengsernya perdana menteri Israel setelah 12 tahun berkuasa menandai berakhirnya salah satu periode terburuk dalam sejarah konflik Israel-Palestina," ujar Shtayyeh jelang pertemuan kabinet mingguan Otoritas Palestina, dikutip dari AFP

Baca juga: Lengserkan Rezim 12 Tahun, Ini Janji dan Tantangan PM Baru Israel Naftali Bennett

Sebelumnya pada Minggu (13/6/2021), parlemen Israel atau Knesset memberikan suara yang memenangkan pemerintahan baru pimpinan nasionalis Yahudi sayap kanan Naftali Bennett.

Koalisinya termasuk partai sayap kanan, tengah, dan sayap kiri, serta partai konservatif Islam di Israel.

Akan tetapi Shtayyeh juga mengatakan, dia tidak merasa pemerintahan baru Israel bakal menjajaki perjanjian damai dengan Palestina.

"Kami melihat pemerintahan baru ini sama buruk dari yang sebelumnya, dan kami mengecam pengumuman perdana menteri baru Naftali Bennett untuk mendukung permukiman Israel," kata Shtayyeh merujuk pada aktivitas konstruksi Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.

"Pemerintah baru tidak bisa diharapkan jika tidak mempertimbangkan masa depan rakyat Palestina dan hak-hak sah mereka," tambah Shtayyeh.

Baca juga: Israel Ganti Pemerintahan, Palestina Sambut dengan Curiga

Dikhawatirkan lebih keras ke Palestina

Naiknya Naftali Bennett sebagai PM baru Israel juga dikhawatirkan bisa berujung tindakan lebih keras terhadap Palestina.

“Karena kedua kubu politik di Israel sama-sama kanan, yang akan kita saksikan, menurut saya adalah persaingan adu keras terhadap Palestina,” ujar Dinna Prapto Raharja, Praktisi dan Pengajar Hubungan Internasional kepada Kompas.com pada Senin (14/6/2021).

Menurut Dinna, sebutan “partai kiri” yang sering dilontarkan untuk koalisi Bennett hanyalah label yang dilontarkan oleh Netanyahu. Sementara pada kenyataannya keduanya tidak berbeda, keduanya sama-sama sayap kanan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Keduanya berpotensi menggunakan cara-cara populis untuk menarik dukungan massa lewat media, dan cara-cara kekerasan biasanya digunakan untuk menggalang dukungan secara cepat,” terang Dinna yang juga pendiri Synergy Policies.

“Adu popularitas” ini menurutnya jadi hal yang krusial, mengingat koalisi Bennett hanya menang tipis dari segi mayoritas kursi di Knesset yaitu beda satu suara dengan koalisi Netanyahu.

Baca juga: Pemerintahan Baru Israel Dikhawatirkan Bisa Lebih Keras ke Palestina

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mantan Presiden Taiwan Akan Kunjungi China, Lawatan Perdana dalam 70 Tahun

Mantan Presiden Taiwan Akan Kunjungi China, Lawatan Perdana dalam 70 Tahun

Global
China Angkat Suara soal Perintah Penangkapan Putin dari ICC

China Angkat Suara soal Perintah Penangkapan Putin dari ICC

Global
Sejarah Hubungan Rusia dan China pada Masa Xi Jinping dan Putin

Sejarah Hubungan Rusia dan China pada Masa Xi Jinping dan Putin

Internasional
Raja Salman Undang Presiden Iran Kunjungi Arab Saudi, Disambut dengan Baik

Raja Salman Undang Presiden Iran Kunjungi Arab Saudi, Disambut dengan Baik

Global
NYPD Sudah Siap jika New York Rusuh Usai Trump Ditangkap

NYPD Sudah Siap jika New York Rusuh Usai Trump Ditangkap

Global
Makin Panas, Kim Jong Un Perintahkan Korea Utara Siap Luncurkan Serangan Nuklir Kapan Pun

Makin Panas, Kim Jong Un Perintahkan Korea Utara Siap Luncurkan Serangan Nuklir Kapan Pun

Global
Xi Jinping Akan Temui Putin di Rusia, Ukraina Cemas

Xi Jinping Akan Temui Putin di Rusia, Ukraina Cemas

Global
Konselor Derek Chollet Sambangi Indonesia, Ini Sederet Agendanya

Konselor Derek Chollet Sambangi Indonesia, Ini Sederet Agendanya

Global
Perseteruan Politik Anwar Ibrahim dan Mahathir Masuki Babak Terbaru

Perseteruan Politik Anwar Ibrahim dan Mahathir Masuki Babak Terbaru

Global
Taliban Perintahkan Pejabat Afghanistan Pecat Anak Laki-laki yang Dipekerjakan di Pemerintah

Taliban Perintahkan Pejabat Afghanistan Pecat Anak Laki-laki yang Dipekerjakan di Pemerintah

Global
Penyelidik Korupsi Tingkat Tinggi di Afrika Selatan Tewas Ditembak

Penyelidik Korupsi Tingkat Tinggi di Afrika Selatan Tewas Ditembak

Global
Kolombia Tangguhkan Gencatan Senjata dengan Kartel Narkoba

Kolombia Tangguhkan Gencatan Senjata dengan Kartel Narkoba

Global
Menteri 40 Negara Segera Bertemu Setelah ICC Perintahkan Penangkapan Putin

Menteri 40 Negara Segera Bertemu Setelah ICC Perintahkan Penangkapan Putin

Global
Rangkuman Hari Ke-389 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Kunjungi Mariupol, Rusia Sambut Baik Kesediaan China

Rangkuman Hari Ke-389 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Kunjungi Mariupol, Rusia Sambut Baik Kesediaan China

Global
Ukraina Ungkap 5 Cara Rusia Pindahkan Anak-anak secara Ilegal

Ukraina Ungkap 5 Cara Rusia Pindahkan Anak-anak secara Ilegal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+