Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Terus Bermutasi, Akankah Muncul Varian Maha Kuat?

Kompas.com - 14/06/2021, 21:46 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Adalah hal "konyol", menurut Dr Katzourakis, untuk berusaha memastikan akan sejauh mana perubahannya, namun ia bisa memperkirakan akan terjadi lonjakan transmisi dalam dua tahun ke depan.

Virus-virus lainnya memiliki angka R yang jauh lebih tinggi dan pemegang rekor, campak, dapat menyebabkan wabah secara eksplosif.

"Masih ada ruang untuk berkembang lebih jauh," kata Prof Barclay. "(Angka R) campak antara 14 dan 30, tergantung siapa yang Anda tanya, saya tidak tahu akan seperti apa jadinya."

Jadi, bagaimana para varian virus corona menyebar dengan lebih baik?

Baca juga: Dokter India Klaim Varian Delta Bisa Sebabkan Gangren dan Gangguan Pendengaran

Ada banyak trik yang bisa dilakukan virus, misalnya:

  • Memperbaiki caranya membuka pintu ke sel-sel tubuh kita
  • Menjadi tahan lebih lama di udara
  • Meningkatkan viral load, sehingga pasien dapat menghirup atau menyebarkan lebih banyak virus
  • Mengubah tahapan infeksi ketika ia menular ke orang lain

Salah satu cara varian Alfa menjadi lebih mudah menular ialah dengan menjadi lebih lihai dalam menyelinap melewati "alarm penyusup: dalam tubuh kita, yang disebut respons interferon.

Tetapi ini tidak berarti ketika kita sudah menghabiskan seluruh alfabet Yunani dan mencapai Omega kita akan berakhir dengan varian buas yang tak bisa dihentikan.

"Pada akhirnya akan ada batas dan tidak ada virus mahakuat yang memiliki semua kombinasi mutasi terburuk," kata Dr Katzourakis.

Ada juga konsep yang disebut pertukaran evolusi (evolutionary trade-off): demi menjadi lebih baik dalam satu hal, suatu organisme biasanya menjadi lebih buruk dalam hal lain.

Program vaksinasi tercepat dalam sejarah akan memberi virus corona berbagai rintangan dan memengaruhi arah evolusinya.

"Ada kemungkinan bahwa perubahan yang membuat suatu virus dapat menghindari vaksin dengan lebih baik pada akhirnya mengurangi kemampuannya untuk menular," kata Dr Katzourakis.

Dia berpikir varian Beta adalah salah satu contohnya. Varian tersebut memiliki sebuah mutasi yang disebut E484K, yang membantunya menghindari sistem imun; namun ia belum menyebar secara luas.

Akan tetapi, varian Delta memiliki mutasi yang membantunya menyebar sekaligus menghindari sistem kekebalan tubuh secara parsial.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 Diduga Muncul di Nepal, Lebih Berbahaya dan Kebal Vaksin?

Apa yang akan menjadi strategi optimal bagi virus corona masih sulit diprediksi. Beda virus, beda juga tekniknya untuk terus menginfeksi.

Campak sangat mudah menular, tetapi meninggalkan kekebalan seumur hidup sehingga ia harus selalu menemukan korban baru. Sementara angka R Influenza jauh lebih rendah, sedikit di atas 1, namun ia selalu bermutasi untuk menghindari sistem kekebalan tubuh.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com